12

2.2K 331 233
                                    

"Aku suapin ya?" Aina nyendokin nasi goreng yang mereka pesan di cafetaria kantor Doyoung. Lelaki itu mengangguk, menerima suapan Aina kemudian mengusap rambut hitam gadis di hadapannya.

"Enak?"

"Enak. Terima kasih." Doyoung tersenyum, setelahnya memilih melanjutkan makannya sendiri tanpa disuapi oleh Aina. Membiarkan Aina untuk makan jatahnya sebelum bel masuk kantor berbunyi.

"Mas ngga mau suapin aku juga?" Aina cemberut, menatap Doyoung memelas karena lelaki itu tidak memberikan perhatian seperti yang ia inginkan.

"Mas?" Doyoung mengangkat sebelah alisnya, merasa aneh karena sekretarisnya ini memanggilnya dengan sebutan itu.

"Aku kan pacar kamu sekarang. Aku boleh panggil kamu Mas di bukan jam kantor, kan?"

Doyoung terkekeh kembali. Lelaki itu mengangguk dan setelahnya memberikan satu suapan untuk Aina dan gadis itu melahap nasi gorengnya dengan penuh semangat. Makanannya menjadi lebih enak saat Doyoung menyuapinya.

"Saya tidak tau rasanya jatuh cinta lagi akan semenyenangkan ini."

Aina mengusap pipi Doyoung sayang, "aku ngga tau kalau pacarku bisa bicara semanis ini."

Tanpa Aina dan Doyoung sadari, sejak tadi Ten memperhatikan mereka. Lelaki itu memicingkan matanya, dugaannya benar, Doyoung pasti memiliki sesuatu dengan Aina.

Ingin sekali Ten menghubungi Misa dan memberitahu semuanya pada gadis itu, tetapi Ten menahan dirinya. Dia tidak ingin bayi dalam kandungan gadis itu kenapa-kenapa.

Sekarang biarin Ten yang ngurus ini sendirian dulu.

🎭🎭🎭

"Brengsek juga lo." Doyoung dan Aina yang tengah asik bermesraan di ruang kantor Doyoung terkejut dengan kedatangan Ten yang kini tengah melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ten? Saya tidak ijinkan kamu masuk, kan?"

"Gak ngijinin gue masuk supaya lo sama selingkuhan lo itu bisa mesra-mesraan gitu? Lo punya otak ngga sih? Istri lo itu lagi hamil, hamil anak lo kalo lo lupa. Dan lo tega-teganya selingkuh di belakang dia? Holy moly. Gue ga nyangka kalo lo serendah ini, Doy."

"Kamu ngga tau apa-apa Ten, mending kamu keluar dari ruangan sebelum saya marah besar sama kamu."

"Dan lo? Gue gak nyangka kalo gue salah nyeleksi orang. Ternyata orang yang gue bawa masuk ke kantor ini adalah wanita rendahan yang kerjanya cuma merebutㅡ"

"TEN!"

"Suami orang. Kamu baru aja merenggut kebahagiaan istri, seorang ibu dan anaknya. Wanita rendahan." Ten mendesis.

Doyoung mengepalkan tangannya, bersiap meninju Ten apabila lelaki itu mengeluarkan satu kata lagi yang menghina kekasihnya.

"Saya bilang keluar."

Aina menangis, merasa hancur karena Ten baru saja menghinanya habis-habisan. Aina baru saja bangkit, hendak meninggalkan ruangan itu sampai tangan Doyoung menahannya, dia tidak ingin Aina pergi.

"Jangan pergi, yang harusnya pergi dari ruangan ini dia. Kamu, keluar dari ruangan saya."

Ten terkekeh, mengejek kejadian bodoh yang baru saja terjadi di hadapannya ini, "ternyata lo lebih milih dia dibanding istri lo, ya? Doy, jangan salahin Misa kalo dia milih buat pergi dari lo. Lo belum ngerasain rasanya kehilangan sebelum dia bener-bener pergi dari lo. Lo bakal nyesel senyesel nyeselnya nanti. Apalagi kalo nanti hati istri lo bukan buat lo lagi. Sekarang lo nikmatin aja apa yang lo punya, karma ngga bakal tinggal diem. Gue berhenti." Ten keluar dari ruang kantor itu sambil membanting pintu. Meninggalkan Aina dan Doyoung yang membeku disana.

Doyoung memperhatikan Aina, setelahnya mengusap rambut gadis itu sayang, "jangan nangis lagi, ya? Kamu mau apa, saya penuhin."

Aina masih menggeleng, mengusap pipinya yang basah penuh air mata. Doyoung menghela nafasnya, "how about shopping?"

"Eum.. let's go."

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌gimana nih Ten menurut kalian? Apa keputusannya buat ngga ngasi tau Misa dan berhenti dari kantor Doyoung itu bener?

Doyoung, kamu itu...
Silahkan mengumpat hshs🖑🖑
recnjwin
9 Maret 2020.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang