35

2.7K 371 162
                                    

"PAK DOYOUNG!" Mingyu memasuki ruangan Doyoung bahkan tanpa mengetuk pintu ruangannya. Lelaki itu tampak panik, terlihat jelas dari wajahnya.

"Ada apa?" Doyoung ikut panik waktu denger suara Mingyu yang lhar biasa panik itu, tapi wajahnya sama sekali tidak menggambarkan hal itu. Dia masih kepikiran Misa kalau kalian semua mau tau.

"Pak, ada yang nyebar rumor jahat soal perusahaan kita." Mingyu nunjukin berita yang dia temuin di internet baru saja. Doyoung membaca berita itu, tatapannya terkejut. Siapa yang membuat berita buruk seperti ini tentang kantornya?

"Sialan." Lelaki itu berdesis. Berita ini bisa berakibat sangat buruk bagi perusahaannya. Dia harus melakukan sesuatu secepat mungkin.

"Pak, investor investor lain mulai nyabut saham dari perusahaan kita." Mingyu makin panik. Iyalah, satu-satunya tempat dimana dirinya bisa mendapatkan uang untuk pengobatan ibunya adalah dari kantor ini. Jika dia kehilangan pekerjaan semuanya akan sangat buruk.

"Aina mana?!" Marah Doyoung, kenapa sejak pagi gadis itu tidak menunjukan batang hidungnya? Padahal disaat seperti ini Aina juga harus membantunya mengurus seluruh permasalahan kan?

Pintu ruangan terbuka, nampilin Aina yang lagi senyum sambil bawa beberapa kantong belanja di tangannya. Tidak tau hal apa yang terjadi di ruangan itu.

"Mas lihat, akuㅡ"

"Kamu darimana aja?" Suara Doyoung datar. Menahan emosi karena Aina bahkan sama sekali tidak terlihat bersalah. Masih belum tau masalah apa yang terjadi.

"Habis belanja, Mas. Beli baju barㅡ"

"Kamu tau tidak saham perusahaan kita menurun drastis? Kenapa malah menggunakan uang sesuka dirimu?" Doyoung bangun, menatap Aina marah. Mingyu yang ada di ruangan itu menatap keduanya bingung.

Apa maksudnya semua ini? Uang apa? Pak Doyoung bukannya punya istri? Kenapa Aina memanggilnya dengan sebutan Mas? Pertanyaan itu berkecamuk di dalam kepalanya.

"Mingyu, keluarlah. Saya ada urusan dengan Aina." Doyoung menatap Mingyu yang masih berdiri bingung. Lelaki itu menatap Doyoung seolah mengatakan kalau dia takut perusahaan ini kenapa-kenapa.

Doyoung mengangguk, tanda dia bisa mengurus ini. Mingyu mempercayai Pak Doyoung, dia memilih untuk menyingkir dari ruangan ninggalin Doyoung sama Aina yang mungkin akan berbicara mengenai hal yang serius.

"Aina."

"Mas."

"Kamu ini sekretaris saya kan? Kenapa yang lebih tau masalah perusahaan ini resepsionis kita?" Doyoung megang bahunya Aina, ingin gadis itu menatapnya.

"Lho, aku tadi sibuk belanja Mas. Mana lihat berita kayak gitu. Lagian ada apa sih?"

"Ada yang nyebarin rumor buruk tentang perusahaan kita, sekarang saham perusahaan ini turun. Kamu tidak bisa boros uang lagi, mulai hari ini kamu tidak boleh belanja barang maㅡ"

"Lho, kok jadi di limpahin ke aku? Kan aku belanja pakai uang kamu Mas."

"Kalo kayak gini, artinya uang saya harus jalan juga. Tolong jangan boros-boros kamu bisa ngertiin saya ngga sih?"

"Ngga, aku ngga bisa ngertiin kamu. Kalo artinya pacaran sama kamu aku ngga bisa belanja barang-barang mahal, lebih baik kita putus aja."

"Putus?" Doyoung mengerutkan dahinya. Bingung dengan perkataan Aina di depannya itu.

"Iya, putus. Aku ngga mau punya pacar yang ngekang keinginan belanja aku. Saham perusahaan turun, artinya kamu udah ngga kaya lagi kan? Mendingan kita udahan aja."

Jadi selama ini Aina hanya menginginkan uangnya? Oh dia pikir gadis di hadapannya ini benar-benar mencintainya. Ternyata yang dicintai adalah uangnya.

"Mas, kita putus. Aku berhenti dari perusahaan." Final Aina sebelum meninggalkan Doyoung yang membeku di tempatnya.

Pintu ruangan tertutup.

Lagi-lagi Doyoung tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menangis. Kenapa hal buruk datang padanya secara bertubi-tubi?

Ternyata dirinya telah membuang sebuah permata demi mendapatkan sebuah batu.

Dirinya adalah sumber masalah disini.

Doyoung mengulangi kesalahan yang sama dua kali.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌ya halo siapa yang nunggu Aina-Doyoung putus😌
recnjwin
20 Maret 2020.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang