18

2.4K 355 61
                                    

Mark baru saja sampai di gerbang rumah Misa dan mendapati si manis kini tengah duduk di kursi teras sambil membaca buku-buku pelajaran. Entah apa yang merasuki Misa sampai dia mau membaca buku itu lagi.

Mark mendekati gadisnya, berlutut di hadapan si manis, "aku udah bilang kan jangan turun dari kasur? Kenapa ada disini hm?"

Misa terkikik, menutup buku pelajarannya kemudian mengusap pipi tirus lelaki itu sampai ia sadar sudut bibir Mark berdarah. Tatapannya berubah menjadi takut dan khawatir disaat bersamaan.

"Markli, ini kenapa?" Misa nyentuh ujung bibirnya Mark bikin lelaki itu meringis kesakitan. Ayolah, Misa malah menekan luka itu. Tentu saja sakit.

"Nggapapa, Mi. Ini cumaㅡ"

"Kamu berkelahi ya?" Pipi gembil Misa memerah, matanya mulai berair. Misa sangat tidak suka melihat orang-orang disekitarnya kesakitan. Tapi biasanya orang-orang disekitarnyalah yang membuatnya sakit.

"Hey, hey Mi. No, sayang. Ini cuma luka kecil tadi.." Mark udah ngga tau mau bohong kayak gimana lagi. Dia bener-bener ngga ada ide karena si manis kini sudah terisak di depannya.

"Misa.."

"Markie ngga bisa jaga diri.."

Mark menghela nafasnya. Setelahnya memasukan Misa ke dalam pelukannya. Mengusap perlahan punggung sempit gadisnya, berusaha membuatnya lebih tenang.

"Maaf." Bisik Mark, mengecup sisi kepala Misa. Menenangkan gadisnya dengan segala cara yang ia bisa lakukan sekarang.

"Jangan luka lagi hiks.. jangan.." Mark mengangguk, menggenggam erat tangan si manis, membawa gadisnya agar menatapnya, "janji. Aku ngga akan luka lagi."

Mark mengusap pipi gembil Misa yang basah, "ayo senyum dulu, katanya mau makan mangga masam kan? Aku udah beliin yang banyak. Aku juga udah bawain susu ibu hamil buat stock tambahan, kemarin aku lihat di lemari penyimpanan udah habis."

"Aku makan mangganya habis obatin kamu, ayo masuk." Misa bangun dari duduknya, menggenggam erat tangan Mark dan membawa lelaki itu memasuki kediamannya.

Mark duduk di sofa ruang tamu membiarkan Misa pergi mengambil kotak P3K. Mark mengusap ujung bibirnya yang berdarah, sial, dia membuat gadisnya menangis kali ini.

"Mark," panggil Misa bikin Mark menoleh. Ibu hamil itu duduk disamping Mark, perlahan membersihkan luka di ujung bibir lelaki itu dengan alkohol.

Mark meringis, perih sekali.

"Kamu ngapain? Kenapa bisa sampai luka begini?"

Mark menggeleng, sama sekali tidak ingin menceritakan apapun pada si manis. Mark sudah berjanji untuk menjaga Misa. Kalau dia ceritakan, sama saja dia menyakiti si manis kan?

"Keras kepala banget." Misa mengusap rambut hitam Mark sayang. Bikin Mark nyaman banget. Bahkan dia mulai melupakan sakit di ujung bibirnya itu dan memilih tersenyum lebar. Misa benar-benar dengan mudahnya membuat ia jatuh cinta lagi.

"Ih bentar!" Misa menghentikan kegiatannya, sekarang ia menangkup pipi tirus Mark dan menatap lelaki itu dalam-dalam. Bahkan beberapa kali menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan.

"Kamu pakai kacamata?"

"Baru sadar?"

"Eum!"

"Ganteng?" Mark mendekatkan wajahnya pada si manis. Bahkan hidung mereka kini telah bersentuhan.

"....ganteng." gesekan pelan Misa terima di hidungnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Mark Lianantha Elvano ini?

"Aku kira aku ngga ganteng kalo pake kacamata."

"Ih siapa bilang?"

"Ngga ada sih, merasa aja. Tapi sekarang aku percaya kalo aku masih ganteng kalo pake kacamata."

"Kok gitu?"

"Soalnya kamu yang bilang. Aku percaya semua yang kamu ucapin ke aku." Lagi-lagi Mark menggesekkan hidung mereka. Ngga ada bosen-bosennya.

Misa cuma menatap Mark lama. Bergeming karena bingung ingin mengeluarkan reaksi apa pada lelaki yang duduk di hadapannya ini.

"Well, ngga mau makan mangganya sekarang?"

"Mau!"

"Aku bukain dulu ya, kamu diem disini. Inget jangan memㅡ"

"Membantah, iya aku tau." Misa majuin bibirnya. Merasa kesal karena Mark sama sekali tidak mengijinkannya untuk bergerak banyak. Bahkan membersihkan rumah saja dia tidak boleh.

"Aku ke dapur dulu."

"Hum, Markli menyebalkan!"

"Aku juga cinta kamu." Lirih Mark yang tentu saja tidak dapat didengar oleh si manis dari tempatnya.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌berhasil ternyata hshsh.
recnjwin
13 Maret 2020.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang