71

2.2K 347 176
                                    

"Mark, itu Misanya lagi sakit lho. Kok kamu gituin sih," Mama Irene terkekeh malu. Sebenarnya tidak masalah kalau Misa dan Mark mau berciuman sampai mereka puas, masalahnya ini ke gep hampir satu keluarga.

Mark berdiri di sisi ranjang rumah sakit itu, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "anuㅡ"

"Pasti ada sesuatu kan? Saya yakin kamu gak bakal kayak gitu kalo gak ada yang micu." Ayah mendekat, mengusap rambut anaknya sayang, "hayo, anak Ayah ya yang bikin Mark kayak gitu?"

Misa menggeleng, "ih nda! Aku diem aja tau." Pipi gembil Misa sudah merona sempurna sejak tadi. Si manis tampak jauh lebih menggemaskan di banding sebelumnya.

Kak Taeyong mendekat terus duduk di sisi ranjang Misa, mengusap rambutnya sayang, memperbaiki beberapa bagian yang tampak berantakan, "kamu gak di apa-apain kan sama Adek Kakak?"

"Ngga.."

"Mark, tadi ada apa?" Bunda naruh jus semangkanya di kulkas, duduk di sofa di ikuti Ayah dan Mama. Tampaknya mereka ingin mendengar semua yang terjadi.

"Tadi Mas Doㅡ"

"Ini bener kan kamarnya?"

"Iya bener,"

"Cepetan dong anjir."

"Ribut banget, rumah sakit inget"

"Guys kalian gaada yang mau bantu proposal gue?"

"Buahnya mana woi,"

"Ini anjir sabar dong."

Seluruh isi kamar noleh ke arah pintu ruangan rawat inap itu. Disana udah ada Kara, Jaemin, Yujin, Yena, Hendery, Yuqi, Lucas dan Woojin yang baru dateng dari luar. Kayaknya mereka udah rencanain ini dari awal, makanya mereka kelihatan kompak banget.

"Kalian?"

Kara, Yuqi, Yena dan Yujin cepat-cepat mendekat, memeluk tubuh kecil Misa. Memeluknya dengan sangat erat karena tanpa gadis itu, geng mereka benar-benar tidak lengkap rasanya.

"Misa, aku kangen!" Kara meluk kepalanya Misa erat, Misa terkikik senang sekali ketika bertemu dengan sahabat-sahabatnya itu, "aku juga kangen!"

"Yena kangen Mimi," Misa terkekeh, membiarkan Yena mengecupi pipinya yang kurang gembil, "Mimi juga kangen Yena!"

"Aku juga kangeen!" Yujin tidak mau kalah. Karena dia juga sesayang itu sama Misa. Pokoknya mereka itu saling sayang banget, "Yujin kangeeen!"

"Mimiiii kangeeen!" Sekarang giliran Yuqi yang meluk Misa. Mereka bisa dekat karena Yuqi ini shippernya Misa sama Mark sejak dulu. Jadi gak heran kalo sekarang dia dukung Mark sama Misa banget, "wugiiiiii kangen juga!!"

Udah deh itu berlima lagi kangen-kangenan. Para orang tua udah pada lihatin aja. Kalo Mark nyambut temen yang laki-laki. Ngambilin buahnya terus dia taruh di kulkas dan ngebiarin mereka semua ngelilingin ranjang rumah sakit Misa.

"Untung kalian datengnya sekarang," ejek Taeyong bikin yang lain noleh. Tatapan mereka bingung akibat kalimat Taeyong tadi. Lelaki itu terkekeh, "tidak tidak, aku bercanda. Sana bicara." Taeyong ambil tempat di samping Mamanya.

"Mi, sekarang jelasin ke kita semuanya. Kamu udah janji dari waktu itu tapi sampai sekarang belum ada." Yena majuin bibirnya. Misa mengangguk, "Iya, aku kasi tau semuanya sekarang."

Mark memperhatikan, membiarkan si manis bercerita mengenai hal-hal yang ia lewati belakangan ini. Misa sendiri tidak bisa menahan air matanya setelah bercerita tentang anaknya.

"Shit, aku gak tau kalo Mas Doyoung sejahat itu." Yujin mendesis marah. Dia berikan selembar tisu pada Misa yang kini menangis tertahan. Kalau saja Misa memberitahu semuanya lebih awal, dia yakin Doyoung tidak akan lepas dari tangannya.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang