POI 7 - Ingkar

112 23 9
                                    

Aditya memutar Arisaka-nya lalu ia menatap Wahyudi dengan tatapan yang dipenuhi penyesalan, Wahyudi terlihat tercengang sampai ia tidak mempercayai bahwa teman dari Bima mengkhianati dirinya sendiri. Sepertinya Bima sudah benar-benar terbunuh oleh Aditya, itu artinya Wahyudi harus waspada dengan Aditya yang masih menatap diri-nya sambil memegang sebuah senapan.

Harga diri-nya turun drastis ketika ia baru saja membunuh sesama rakyat Indonesia untuk pertama kali-nya, tetapi ia merasa lega, entah kenapa itu... Aditya terus diam dan merenung karena pikiran-nya dipenuhi dengan suara Presiden pertama yang memberitahu dirinya bahwa suatu saat perjuangan-nya akan jauh lebih menyulitkan dibandingkan  melawan penjajah.

"Kenapa... Kenapa kau mengkhianati teman-mu sendiri yang sudah melatih-mu?" Wahyudi mulai berbicara.

"Lebih baik kau menatap cermin terlebih dahulu sebelum menanyakan pertanyaan itu kepada diriku, kenapa rakyat Indonesia seperti-mu mau melaksanakan operasi Petrus? Apakah kau ingat perkataan Presiden pertama...? Dia benar-benar takut perang sesama bangsa terjadi dan Presiden saat inilah yang menciptakan operasi sialan itu...!!!" Seru Aditya keras hingga kedua pupil mata-nya memancarkan cahaya biru yang melambangkan sumber Mana-nya.

Cara berbicara Aditya itu sangat berbeda dengan rakyat Indonesia yang berada di era saat ini hingga Wahyudi sekarang mengetahui bahwa Aditya berasal dari zaman dahulu sekali dimana Indonesia masih dijajah oleh negara asing, karena Mana yang ada di dalam tubuh-nya... Ia dapat hidup bertahun-tahun tanpa harus mengkhawatirkan fisik-nya.

"Aku mengerti sekarang... Jadi dia...? Sesosok Manusia yang dicari-cari oleh sang Presiden... Harga diri yang cukup tinggi tentang negara ini, dia benar-benar teman dekat Presiden pertama." Ungkap Wahyudi.

"Aku sudah tidak tahan membunuh rakyat Indonesia lain-nya, aku membiarkan-mu pergi, Jenderal... Dengan syarat, kau dilarang untuk menghadapi-ku dengan wajah-mu itu. Jika aku melihat operasi Petrus yang masih berjalan maka aku akan segera membunuh tangan kotor mereka dengan tangan kotor-ku!" Kata Aditya hingga ia berjalan pergi meninggalkan Wahyudi sendirian.

Wahyudi membiarkan diri-nya pergi karena tujuan pertama-nya yaitu menyerap semua sumber Mana yang tersisa di dalam tubuh Bima, Manusia yang memiliki Mana ketika mencoba untuk menyerang sumber Mana di tubuh Manusia lain akan mendapatkan kemampuan yang berbeda hingga sumber Mana-nya juga semakin besar dan bertambah.

Ketika seluruh Mana yang ia serap mulai memenuhi tubuhnya, Wahyudi hanya bisa tersenyum dan siap untuk menjalankan operasi Petrus-nya lagi, tujuan kedua-nya itu ada di hadapan-nya... Membunuh sesosok Manusia yang berasal dari jaman dahulu dan itu Aditya, dua senapan [Owen] muncul di kedua tangan Wahyudi lalu ia menarik pelatuk-nya.

Kedua telinga Aditya langsung mendengar suara tembakan, ia segera melirik ke belakang lalu mengubah Arisaka-nya menjadi bambu runcing-nya menggunakan Mana hingga ia sempat untuk memantulkan semua peluru itu menggunakan bambu runcing-nya yang sudah dilapisi dengan Mana, Wahyudi tidak terlihat terkejut melihat kemampuan Aditya dalam menggunakan bambu runcing tersebut.

"Kau memang prajurit yang hebat, tetapi sayang sekali... Kau akan mati sebentar lagi, kekuatan dan juga pengalaman yang kau miliki bisa kau gunakan untuk menjadi tentara di militer kami!!!" Seru Wahyudi, ia mengalirkan peluru selanjut-nya dengan Mana agar daya serangan peluru itu bertambah kuat.

Aditya mundur ke belakang sambil memutar-kan bambu runcing-nya dengan cepat, ia masih bisa bertahan untuk menahan semua peluru yang bergerak lambat di kedua mata-nya. Tidak ada niat bertarung di dalam diri Aditya karena dia benar-benar tidak bisa membunuh sesama rakyat Indonesia walaupun rakyat tersebut mencoba untuk membunuh diri-nya.

"Aku tidak berniat untuk bertarung lagi...!!!" Seru Aditya, ia mengalirkan Mana di kedua kaki-nya untuk melompat tinggi ke atas atap gudang lalu melarikan diri secepat mungkin, Wahyudi melakukan hal yang sama untuk bisa mengejar Aditya sambil menembakkan kedua senapan-nya ke arah Aditya.

Pride of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang