POI 33 - Ledakan

37 9 5
                                    

"Haarrrrggghhhhh!!!" Seru Satria keras, ia melancarkan beberapa pukulan menggunakan kedua tinju-nya sehingga tembok di depan-nya mulai berlubang tetapi Steve berhasil memperbaiki-nya dan ia juga ingin segera mengakhiri semua ini dengan cepat tetapi Satria terlalu serius sehingga ia mendengar pergerakan di belakang-nya, ia menoleh ke belakang lalu menghancurkan semua batang emas itu.

Setelah itu Satria mulai memikirkan cara agar ia bisa bebas dari lorong yang dipenuhi dengan tembok ini, tembok dan lantai yang ia lihat dapat dengan mudah Steve kontrol sehingga Satria mencoba segala cara dengan melawan-nya balik tetapi ia berakhir terluka di bagian lengan dan tubuh-nya karena tertusuk dengan berlian yang tajam dan kayu yang panjang.

"Sialan kau!!! Pengecut!!! Tampakkan wajah jelek-mu itu di hadapan-ku!!!" Satria mengepalkan tinju kanan-nya lalu ia mengalirkan jumlah Mana yang besar di satu tinju itu, ia mulai menghantam tembok di depan-nya sampai hancur. Steve tercengang melihat-nya, ia segera melompat ke belakang tetapi Satria terus mengikuti-nya dengan menghancurkan seluruh kayu yang bermunculan di lantai menggunakan silet-nya itu.

Steve mulai panik tetapi ia masih memiliki banyak kemampuan Mana yang belum ia keluarkan, ketika Satria berada tepat di hadapan-nya ia langsung tersenyum dan menghantam daratan dengan beliung-nya sehingga tembok logam mulai menghantam-nya ke atas langit, Satria tidak terkejut sama sekali karena ia memiliki rencana juga, ia menghisap rokok-nya sampai habis lalu menghembuskan asap yang mampu menyelimuti Keraton itu.

"Ck... jadi ini sihir-nya 'kah? Asap..." Steve mulai berhati-hati, ia menambang lantai beberapa kali sehingga beberapa berlian muncul di sekitar-nya. Berlian itu adalah salah satu rencana-nya, ketika berlian itu bergerak dan mengeluarkan sedikit suara itu artinya Satria mendekat, suara berlian itu terdengar jelas dan ia langsung menghantam palu-nya dengan lantai sehingga menciptakan batu-batu besar yang melesat menuju arah Satria.

Satria melebarkan kedua mata-nya, ia terkena batu itu dan terlempar keluar sehingga tiba di lapangan, Andrian bisa melihat Satria yang dipenuhi dengan luka dan darah yang mengalir deras di mata kanan-nya. Lawan-nya sepertinya terlihat kuat sampai Satria sendiri bisa terluka seperti itu, "Satria, siapa lawan-mu?!"

"Orang gila dengan beliung dan palu-nya itu...!!! Hati-hati, dia terlalu kuat!!!" Beberapa tembok mulai muncul di lapangan sehingga Andrian mencoba untuk membantu Satria tetapi tidak bisa karena tembok di hadapan-nya mulai bertambah panjang dan besar, tembok itu juga dilapisi dengan logam, baja, emas, dan berlian agar mereka tidak dapat membantu Satria.

"Sial...!" Andrian mencoba segala cara untuk menghancurkan tembok itu tetapi beberapa preman bertopeng mulai menyerang-nya, jumlah mereka sangat banyak sehingga mereka harus terus melawan.

Satria mulai bernafas berat karena ia menggunakan terlalu banyak Mana, ia mulai menatap ke depan dan melihat Steve sedang mengadukan kedua palu dan beliung-nya itu sambil tersenyum mengerikan, "Kamu punya istri dan satu putri yang sudah dewasa 'kan, Satria...? Jika kau sudah mati maka aku akan memberitahu mereka lalu... aku akan menikmati tubuh mereka, mwehehehe~" Kata Steve sambil menjilat bibir-nya beberapa kali.

Satria melebarkan kedua mata-nya sehingga kedua lengan-nya mulai bergetar, "Kau...!!!" Satria menghantam daratan sehingga daratan itu langsung hancur, ia merapatkan gigi-nya sampai tubuhnya mulai melepaskan aura biru yang melambang Mana, tubuh-nya mulai dipenuhi dengan garis Mana dan warna biru itu mulai berubah menjadi warna perak.

"GOBLOK SIA ANJINGGGG!!!" Seru Satria keras sehingga ia bergerak maju menuju arah Steve, "Ahahahahahaha!!! Kau ingin langsung mati 'kah!? Lihat saja, kau hanya perlu melihat kami bersenang-senang di atas sana---" Steve tercengang ketika melihat seluruh tembok tebal yang ia ciptakan bisa hancur menggunakan kedua tinju-nya itu.

Pride of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang