Presiden rakyat Indonesia kali ini mulai menghubungi Jendral Wahyudi karena ia ingin memberitahu-nya bahwa tugas-nya untuk melakukan operasi Petrus kepada Aditya lebih baik dihentikan saja karena menghabiskan banyak waktu, ia sendiri sadar bahwa dia itu manusia dan juga rakyat Indonesia yang sudah berjuang habis-habisan mencoba untuk mengalahkan para penjajah.
"Lebih baik kau hentikan operasi itu kepada-nya, Wahyudi... lebih baik mencari mangsa lain seperti preman atau seseorang yang melakukan kejahatan, ia akan aku maafkan walaupun dia sudah membunuh beberapa prajurit-mu itu." Kata presiden itu.
"Tidak bisa... dia sudah melakukan kejahatan lebih besar dan dia pantas untuk dihukum mati, seluruh tentara yang sudah aku latih demi melindungi negara ini malah terbunuh oleh si sialan itu... era ini bukan era dia lagi, pak presiden, walaupun dia pernah menyingkirkan para penjajah dan menjadi pahlawan, dia pantas untuk menerima hukum-hukum yang tertera dimasa ini." Ketika mendengar perkataan itu dari Wahyudi, Presiden RI menyesal karena menyuruh diri-nya untuk melakukan operasi Petrus.
Awal-nya memang dia yang sudah melukai Aditya beberapa kali juga membunuh teman-temannya sejak itu, membalas nyawa dengan nyawa itu terdengar buruk dan Indonesia lebih mementingkan kemanusiaan dibandingkan berbalas dengan membunuh nyawa rakyat yang sama, itu yang ditakutkan oleh Presiden pertama, perjuangan mereka akan lebih keras ketika melawan bangsa sendiri.
Terlambat untuk menghentikan Wahyudi karena dia memiliki kemampuan Mana, presiden tersebut pernah dengar bahwa ia itu mesin pembunuh dan juga Jendral yang sangat tegas... ia akan melakukan tugas-nya sampai selesai, "Kalau begitu terserah, lakukan operasi itu kepada seseorang yang salah... jika kau melihat preman dan orang yang melakukan kejahatan... tembak saja."
"Aku senang mendengar-nya darimu, pak... tetapi saat ini kondisi-nya berubah, Aditya itu berhasil melarikan diri bersama dua gadis belanda itu." Kata Wahyudi.
"Ironis sekali... pahlawan Indonesia yang mengusir Belanda melarikan diri bersama dua gadis belanda."
"Benar sekali, salah satu dari gadis belanda itu sangat kaya karena usaha rempah-rempahnya itu, pak, jika kita dapat bekerja sama atau membawa gadis itu untuk membantu kita mengembangkan ekonomi Indonesia maka kita bisa menjadi negara paling kaya dengan usaha rempah-rempah dari berbagai negara." Wahyudi tersenyum.
"Lebih baik kau pikirkan terlebih dahulu, kemana pergi-nya Aditya sekarang bersama kedua gadis itu? Masalah ini sepertinya tidak bisa kau cantumkan dengan diri-ku, sekarang ini adalah masalah-mu karena dia sudah membunuh beberapa tentara militer dan kau juga sudah membunuh teman-temannya... ini seperti perang antar bangsa."
"Jadi...?"
"Pikirkan sendiri, jenderal... lakukan apa yang kau anggap benar asalkan kau tidak merugikan Indonesia, jika kau sekali melakukan kerusuhan atau kehancuran maka aku akan mencari-mu."
***
Setelah beristirahat di Rest Area yang berada di kota Cirebon, semua penumpang termasuk supir bis itu masuk ke dalam bis lalu melanjutkan perjalanan mereka menuju Semarang, supir itu sepertinya akan beristirahat di Rest Area yang berada di kota Semarang jadi di tengah malam seperti ini kedua mata-nya terasa segar karena sudah minum kopi, para penumpang kembali beristirahat.
Termasuk Aditya bersama Henzie dan Daisy yang sedang memeluk lengan-nya itu tanpa sadar, kali ini Aditya yang tertidur duluan kemudian Daisy dimana Henzie masih bangun dan melihat Daisy yang sedang memeluk lengan-nya seperti biasa... ia bisa melihat kesempatan besar ketika Aditya tertidur jadi dia mulai pelan-pelan memeluk lengan kiri-nya lalu tertidur.
Menghabiskan waktu lebih dari tiga jam karena supir itu tidak mengetahui jalan pintas sampai ia terjebak di dalam kemacetan yang cukup panjang, untung-nya pada pukul [03:58] bis itu telah masuk ke wilayah kota Semarang. Sekarang supir itu hanya perlu mencari Rest Area yang dekat untuk beristirahat karena di kemacetan tadi ia ingin sekali buang air kencing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride of Indonesia
Fantasy~Original Story by LegendaNgawur~ ~Cerita ini Fiksi.. Tokoh, kelompok, tempat, hukum, dan nama yang digunakan dalam novel ini tidak ada hubungan dengan kehidupan sebenarnya~ ~Semua sejarah Indonesia masih sama dan tidak akan diubah juga para nama pa...