Aditya bersama Daisy dan Henzie baru saja selesai mengemas barang mereka, kunci rumah Daisy mulai Henzie ambil karena Daisy barus aja menyuruh-nya untuk memberikannya kepada seseorang yang tidak mampu.
"Apa kau yakin akan memberikan-nya?" Tanya Aditya kepada Henzie, "Tentu saja... Nona Daisy baru saja memberitahu-ku untuk memberikan kunci kepada seseorang yang lebih membutuhkan, terkadang membantu seseorang yang miskin itu perlu Aditya seberapa besar harta-mu itu... setidaknya beri mereka setengah dari harta kita." Kata Henzie sehingga ia mulai pergi meninggalkan Aditya untuk memberikan kunci itu kepada seseorang.
Aditya mulai menunggu di depan rumah sambil menyilangkan kedua lengan-nya, ia berharap bahwa desa ini tidak didatangi lagi oleh para tentara itu... sekarang ia hanya perlu menunggu Daisy yang sedang berbicara kepada kepala desa bahwa ia akan memesan sebuah tiket bis untuk pergi menuju kota Yogyakarta.
Henzie kembali dengan persiapan makanan, "Aku pikir kita bertiga akan membutuhkan makanan atau cemilan di dalam bis..." Kata Henzie.
"Kita seperti akan pergi berlibur saja ya? Padahal seseorang mengincar kita." Jawab Aditya.
Beberapa menit kemudian, Daisy datang lalu menunjukkan tiga tiket bis menuju Yogyakarta, beruntungnya mereka karena kepala desa itu awal-nya ingin berlibur bersama keluarga-nya menuju kota Yogyakarta tetapi halangan terjadi sehingga ia tidak bingung dengan tiket tersebut.
"N-Nona, bagaimana bisa anda memiliki tiket bis itu dengan cepat?" Tanya Henzie sambil menunjukkan ekspresi yang terlihat kebingungan.
"Entah ini kebetulan atau keberuntungan... Aku awal-nya berniat untuk datang kepada-nya untuk minta pamit sehingga ia menanyakan diri-ku akan pergi kemana, ketika aku menjawab Yogyakarta... beliau terkejut sampai ia mengeluarkan tiga tiket ini, sepertinya satu untuk diri-nya, istri-nya, dan juga anak-nya itu." Daisy mulai memberi satu tiket kepada Aditya dan Henzie.
"Kalau begitu kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu malam-malam seperti ini mencari tiket yang membawa kita menuju kota Yogyakarta." Kata Aditya, mereka bertiga mengangguk lalu bergegas meninggalkan desa itu dengan bergerak cepat menggunakan kemampuan Mana mereka.
Henzie dan Aditya mengalirkan Mana mereka ke dua mata mereka masing-masing untuk bisa melihat di malam hari yang gelap ini juga untuk mendeteksi musuh, pergerakan mereka cukup cepat sampai mereka harus melompat-lompati pohon karena itu adalah jalur yang aman menuju pusat kota, tujuan mereka selanjutnya hanya harus mengikuti Daisy yang mengetahui dimana letak terminal yang menerima ketiga tiket itu.
Henzie melebarkan kedua mata-nya ketika ia melihat lima mobil tentara yang melaju cepat menuju desa itu, mereka merasa cukup aman untuk meninggalkan desa itu dalam waktu yang tepat jika tidak maka para tentara itu sudah pasti akan mencegat diri-nya itu, "Sepertinya kita selamat ya..." Kata Aditya.
"Begitulah... mana mungkin tentara negara Indonesia akan membunuh semua orang yang ada di desa itu, mereka paling akan melakukan sergapan." Jawab Henzie.
"Aku melihat-nya..." Kata Daisy, ia mulai menunjuk terminal yang bisa terlihat dari jauh itu... ia juga menggunakan kemampuan yang sama dengan mereka berdua yaitu [Mana Vision: Penglihatan].
Mereka menambahkan kecepatan melompat mereka sehingga Henzie menunjuk sebuah tempat mendarat yang aman dari rakyat Indonesia yang sedang berkeliaran, mereka mulai mendarat di tempat yang aman itu, setelah itu Henzie yang memimpin terlebih dahulu untuk bisa melihat situasi... sepertinya aman karena ia tidak melihat orang yang terlihat mencurigakan.
Mereka bergegas masuk ke dalam terminal itu, Daisy menyuruh Aditya dan Henzie untuk duduk dulu sambil menunggu diri-nya kembali karena ia ingin menanyakan beberapa orang tentang tiket itu, apakah masih bisa digunakan? Apakah jadwal berangkat-nya bisa sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride of Indonesia
Fantasía~Original Story by LegendaNgawur~ ~Cerita ini Fiksi.. Tokoh, kelompok, tempat, hukum, dan nama yang digunakan dalam novel ini tidak ada hubungan dengan kehidupan sebenarnya~ ~Semua sejarah Indonesia masih sama dan tidak akan diubah juga para nama pa...