POI 32 - Bertahan Hidup

30 8 6
                                    

"Aaaarrrggghhhh...!!!" Satria mundur beberapa langkah ke belakang lalu ia terjatuh di atas tanah, mata kanan-nya sudah tidak berfungsi dan ia sekarang hanya bisa melihat menggunakan mata kiri-nya. Satria sendiri bisa melihat darah mengalir deras melalui mata kanan-nya dan ia bisa melihat bola mata yang tertusuk di salah satu berlian itu, "Sialan kau...!!! Kau akan membayar mata-ku...!!!"

Satria maju ke depan lalu mengalirkan kedua lengan-nya dengan Mana sehingga ia mencoba untuk menghancurkan tembok di hadapan-nya, Steve terkejut ketika melihat tembok di hadapan-nya mulai retak dan bergetar cukup dahsyat tetapi ia mengetuk lantai dengan palu-nya sehingga kayu runcing muncul di atas lantai dan mencoba untuk menusuk Satria tetapi gagal.

Amarah Satria mulai terbakar karena ia telah kehilangan salah satu penglihatan-nya yang benar-benar berharga, "Anjing sia... sia ku aing paehan, kehed!!! [Anjing kau... kau akan aku bunuh, sialan!]." Satria sampai tidak bisa mengatakan Indonesia dengan benar, hanya bahasa Sunda yang keluar dari mulut-nya. Ia terus mencoba segala cara untuk bisa bebas tetapi Steve terus menjebak-nya dengan menggunakan kemampuan Mana-nya itu.

Satria mengeluarkan rokok-nya lalu ia menyalakan-nya dan menghisap-nya, sudah saatnya ia serius dan turun tangan. Di sisi lain-nya, Antoni mencari segala celah untuk bisa menyelamatkan Satria yang tidak memiliki kesempatan apapun untuk menang, ia mulai menghancurkan beberapa tembok dan menciptakan beberapa jalan pintas menuju Steve menggunakan tongkat-nya itu.

"Hohhhhh... Hyah!" Antoni menusuk tongkat-nya ke depan sehingga tongkat itu mampu menciptakan lubang besar di hadapan-nya itu, "Kau harus bertahan, wahai Satria!"

Keraton Yogyakarta di dalam dunia Mana ini terlihat seperti medan perang besar, walaupun jumlah mereka sedikit setidaknya mereka dapat melawan semua preman itu yang memiliki kemampuan Mana yang sama yaitu senapan otomatis yang memiliki peluru tidak habis dan penguatan peluru, hal seperti itu sangat mudah untuk dilawan.

Wilhelm dan Putri terus mengejar suara teriakan Daisy yang bergema sehingga Wilhelm mulai memperingati Putri bahwa di depan terdapat sebuah perangkap yaitu jaring laba-laba yang sudah dialirkan Mana, itu artinya jika seseorang terkena jaring itu maka mereka mungkin saja tidak akan bisa bebas. 

"Aditya...!!!!" Teriak Daisy keras sehingga Aditya di luar bisa mendengar suara itu, ia bersama Henzie mencoba untuk pergi menghampiri Keraton itu tetapi para preman bertopeng itu terus menghalang mereka semua sehingga Aditya maju lalu membunuh mereka semua dengan melepaskan beberapa bambu runcing yang muncul di belakang-nya.

Semua preman bertopeng itu terus berdatangan dan kemampuan Mana mereka juga hebat, seseorang yang memperlambat Wilhelm dan Putri adalah seorang wanita dengan rambut berantakan seperti nenek sihir, mereka bisa melihat dua laba-laba yang menempel di atas bahu-nya dan itu membuat Wilhelm yakin bahwa gadis itu memiliki kemampuan Mana yang berkaitan dengan hewan laba-laba.

"Putri... kau pergi kejar Daisy saja, serahkan serangga ini kepada-ku." Wilhelm mengeluarkan pisau-nya, Putri mengangguk dan memberitahu diri-nya untuk berhati-hati. Putri segera pergi ke arah lain dan menemukan beberapa preman bersenjata tetapi ia dengan mudah melindungi kepala mereka semua dengan gelembung agar mereka bisa mati dengan pelan-pelan.

"Aku sangat menyukai orang amerika seperti-mu... kenapa kau tidak bermain dengan-ku dan jaring laba-laba ini...?" Tanya gadis itu, "Jijik, aku tidak ingin bermain dengan gadis mengerikan seperti-mu! Bersiaplah!" Wilhelm maju ke depan lalu memotong semua jaring laba-laba itu menggunakan pisau-nya karena ia bisa melihat jaring laba-laba yang sangat tipis itu menggunakan kedua matanya yang sudah di alirkan Mana.

"Pria yang sangat lembut untuk menghampiri-ku..." Gadis itu mengeluarkan jaring laba-laba lain-nya dengan menyuruh kedua laba-laba yang berada di atas bahunya, Wilhelm tersenyum lalu ia menyentuh jaring itu menggunakan pedang-nya dan melepaskan listrik yang menyambar ke seluruh jaring itu dan mengenai wanita itu.

Pride of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang