Ajax sudah memasang banyak sekali bubuk mesiu di sekitar candi prambanan agar ledakan yang baru saja terjadi itu cukup untuk membunuh semua orang tetapi seperti-nya ia lebih baik memilih untuk membunuh satu orang saja yang terlihat berbahaya dan mematikan yaitu Aditya. Ajax selamat dari ledakan itu karena ia mengorbankan mengalirkan semua Mana-nya sampai habis untuk meningkat fisik dan ketahanan tubuh-nya.
Ajax perlahan-lahan bangkit lalu melihat Aditya yang sedang berlutut di atas tanah, ia berhasil mengalahkan diri-nya hingga ia sendiri bisa melihat Aditya yang sudah sekarat tetapi ia bisa melihat pergerakan mulut-nya itu sehingga luka-nya kembali pulih karena sejak ia memulai pertarungan di dalam candi itu... ia sudah menyimpan sebuah tablet di mulut-nya tetapi ia tidak mengunyah atau menelan-nya, itu adalah strategi cadangan-nya.
Ajax tercengang ketika melihat Aditya kembali bangkit, ia menunjukkan ekspresi yang terlihat serius, "Masih ada rencana di balik rencana-mu, Ajax. Apakah kau pikir pejuang seperti-ku akan bertarung dengan gegabah tanpa sebuah rencana disisi-nya?" Tanya Aditya karena tubuh-nya mulai mengalami proses pemulihan sehingga Ajax merapatkan gigi-nya karena rencana hebat-nya bisa gagal begitu saja.
"Sialan... kenapa kau masih bisa bangkit!?" Tanya Ajax, sebelum Aditya mengakhiri pertarungan ini... ia membaca pikiran-nya sehingga ia bisa mendapatkan banyak sekali informasi ketika membaca pikiran-nya, prediksi-nya benar tentang Wahyudi yang mengirim-nya untuk membunuh Aditya dan membawa pengguna Mana hebat lain-nya, semuanya benar-benar berubah karena uang.
"Ternyata Wahyudi menyogok diri-mu dengan uang ya...? Dasar rendah, aku sekarang membenci dengan nama uang. Uang dapat mengubah apapun dan siapapun, aku benci mendengar-nya." Aditya menggerakkan leher-nya yang terasa pegal lalu ia menghantam tapak-nya dengan tinjunya sendiri, "Penjara tidak cukup untukmu... karena hukuman mati itu tersedih untuk seseorang yang sudah melakukan banyak kejahatan!!!"
Aditya bergerak ke depan, Ajax merapatkan gigi-nya lalu ia melepaskan beberapa panah ke arah-nya tetapi kedua mata Aditya ia alirkan Mana sehingga ia dapat mengambil panah itu lalu melempar-nya ke belakang, ia tidak perlu menghindari karena memegang dan melempar-nya sekuat tenaga ke arah lain sudah cukup agar Ajax tidak bisa mengendalikan panah-panahnya itu.
"Uang bisa kau dapatkan menggunakan usaha... bukan usaha seperti ini, tindakan seperti ini seharusnya mengubah diri-nya menjadi rakyat biasa, bukan rakyat Indonesia tetapi seorang rakyat biasa yang tidak memiliki harga diri apapun! Kau menodai tanah air-ku dan aku tidak menyukai-nya!!!" Aditya melancarkan satu pukulan yang mengenai perut Ajax, ia langsung terlempar ke belakang dan terjatuh dari atas candi itu. Aditya melompat ke arah Ajax lalu ia memunculkan bambu runcing di belakang-nya untuk menghancurkan kepala-nya.
"Kau tidak akan bisa menang, Aditya...!!! Kau tidak akan bisa menghindar sekarang!!!" Ajax melepaskan beberapa panah ke arah-nya tetapi ia menggunakan bambu runcing-nya untuk melindungi dirinya sendiri dari ledakan itu tetapi ledakan itu masih tetap melukai diri-nya sehingga mulai dipenuhi dengan luka yang mengeluarkan darah, "Aku tidak bisa mengenai-mu sepertinya..."
Aditya menundukkan kepala-nya dan Ajax mulai tertawa terbahak-bahak lalu perutnya tiba-tiba tertusuk dengan bambu runcing sehingga ujung dari bambu runcing itu keluar melalui perut-nya, ia selama ini tidak sadar bahwa Aditya mengeluarkan sebuah bambu runcing di belakang diri-nya sehingga ia mendarat di tempat yang salah, "A-Ack..." Darah mengalir deras melalui mulut-nya dan busur yang ia pegang langsung Aditya hancurkan menggunakan bambu runcing-nya.
"Tetapi perangkap-ku mengenai dirimu..." Aditya mengangkat lengan kiri-nya sehingga bambu runcing yang muncul dari dalam tanah itu mulai melayang menuju Aditya lalu ia mengambil-nya menunjuk kepala Ajax menggunakan bambu runcing tersebut, "Pertarungan selesai... tidak ada jalan lari, tidak ada ampunan untuk preman berlebihan seperti-mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride of Indonesia
Fantasía~Original Story by LegendaNgawur~ ~Cerita ini Fiksi.. Tokoh, kelompok, tempat, hukum, dan nama yang digunakan dalam novel ini tidak ada hubungan dengan kehidupan sebenarnya~ ~Semua sejarah Indonesia masih sama dan tidak akan diubah juga para nama pa...