Pukul [20:16]. Aditya, Andrian, Wilhelm, dan Satria saat ini sedang berada di dalam ruang kerja Andrian... sebelum mereka pergi besok pada malam hari maka mereka harus berbincang tentang rencana dan strategi untuk bisa memenangkan pertarungan melawan geng bertopeng itu. Satria memberitahu seluruh informasi yang ia ketahui tentang mereka semua berdasarkan pengalaman-nya, ia sudah melawan mereka secara langsung.
Satria memberitahu mereka semua bahwa anggota geng bertopeng itu berkurang cukup drastis karena ulah dari Antoni dan diri-nya sendiri tetapi walaupun anggota mereka berkurang... anggota yang terlihat kuat dan menonjol sekarang mulai menunjukkan diri, mereka sangat kuat dan bahkan kemampuan Mana mereka dalam menggunakan senapan otomatis itu cukup hebat sehingga ia bisa menebak bahwa setiap peluru itu memiliki efek penetrasi tinggi.
Kemampuan Mana yang dapat menyebabkan efek penetrasi kepada suatu serangan, Wilhelm pernah membaca kemampuan Mana itu di buku kecil dan juga berdasarkan pengalaman-nya sendiri. Ia memberitahu mereka bahwa senapan pistol yang ia miliki juga memiliki kemampuan Mana seperti itu sehingga ia dapat menghancurkan aliran Mana yang meningkatkan fisik dan juga pertahanan seseorang.
Mereka mulai setuju untuk tetap berhati-hati dengan serangan peluru itu, Satria juga memberitahu mereka bahwa masih banyak preman bertopeng yang memiliki kemampuan Mana hebat juga seperti mengontrol tanah dan batu-batuan menggunakan kemampuan-nya itu. Seperti besok adalah hari yang panjang, mereka akan pulang dengan selamat tetapi luka masih akan tetap ada.
Satria kembali memberitahu mereka bahwa Ajax adalah inti pemimpin dari geng bertopeng itu, kemampuan Mana cukup pengecut karena ia selalu melarikan diri. Mereka sempat tercengang ketika mendengar Satria pernah melawan-nya satu lawan satu, ia memberitahu seluruh informasi yang ia ketahui kepada mereka semua bahwa Ajax memiliki aliran Mana yang dapat meningkatkan kecepatan-nya.
Pertarungan diri-nya melawan Ajax tidak terlalu serius karena ia yakin Ajax masih menyembunyikan sesuatu yang lebih berbahaya, panah-nya benar-benar bisa meledak dan juga bergerak ketika tidak mengenai seseorang. Aditya terus menanyakan semua informasi yang dia ketahui karena dialah yang akan menghentikan diri-nya, semua informasi yang mereka dapatkan mulai dicerna kembali menjadi satu.
Intinya Andrian memperingati mereka semua untuk tetap bertahan dan pulang dengan selamat, mereka semua tidak akan bertarung sendirian karena Putri sudah memanggil bala bantuan untuk membantu mereka semua mengurusi beberapa preman yang memiliki kemampuan Mana kuat. Aditya menepuk dada-nya sendiri lalu ia mengulurkan lengan kanan-nya dan menunjukkan tinjunya itu.
Mereka melakukan hal yang sama, "Kita terlihat seperti tim yang hebat ya...? Kita memiliki kemampuan kita sendiri dan tugas yang harus kita laksanakan juga." Satria tersenyum, Andrian membagi mereka tugas seperti Wilhelm yang akan melumpuhkan beberapa preman bertopeng yang mengganggu dan Andrian akan mengincar seseorang yang kuat menggunakan garuda-nya itu terutama preman yang bersembunyi di atas candi prambanan itu.
Aditya dan Satria akan mengurus musuh dari jarak yang dekat karena itu adalah spesialis mereka semua, intinya dua di baris depan dan dua di baris belakang untuk melindungi, kata-kata yang harus mereka ingat dan ketahui adalah saling bekerja sama dan melindungi agar pertarungan berakhir lebih mudah. Satria baru saja membicarakan soal tim dan itu membuat Andrian tertarik untuk menamai-nya.
"Apakah kalian akan tetap tinggal disini...? Melaksanakan tujuan yang sama maksud-ku." Kata Andrian ,mereka mengangguk dan itu langsung Andrian memberitahu mereka untuk menamai tim ini. Nama tim seperti pelindung terhadap sesuatu, Aditya tentu-nya tidak memiliki ide jadi ia hanya menatap Satria dengan ekspresi yang terlihat serius.
"Bagaimana kalau [Determination Fire]...? Tekad Api!" Ketika Wilhelm menyarankan nama [Tekad Api] mereka tidak terlihat keberatan sama sekali melainkan menyetujui nama itu terdengar cukup berarti karena mereka semua dipenuhi dengan tekad. Mereka mulai menunjukkan tinju mereka masing-masing lalu saling mengadu tinju itu dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride of Indonesia
Fantasy~Original Story by LegendaNgawur~ ~Cerita ini Fiksi.. Tokoh, kelompok, tempat, hukum, dan nama yang digunakan dalam novel ini tidak ada hubungan dengan kehidupan sebenarnya~ ~Semua sejarah Indonesia masih sama dan tidak akan diubah juga para nama pa...