POI 24 - Pengalaman Baru

48 13 8
                                    

Aditya mulai melakukan beberapa lompatan ke belakang untuk menghindari serangan Andrian yang melancarkan beberapa pukulan, setiap pukulan itu mampu menghancurkan daratan dan jika Aditya tidak menghindar maka tubuh-nya bisa saja hancur. Aditya mulai mengangkat lengan kanan-nya ke atas sehingga tiga bambu runcing yang berada di belakang Andrian mulai melayang lalu melesat menuju arah Andrian.

"Aku tidak mempercayai-nya dengan mata-ku sendiri bahwa terdapat kemampuan Mana seperti itu, bukannya semua itu terlalu berlebihan? Dia dapat memanggil makhluk mitologi yang bernama Garuda juga menggunakan kekuatan itu." Henzie mulai menatap pelayan itu yang terlihat terkesan karena kemampuan Andrian terus bertambah kuat.

"Setiap pengguna Mana dari berbagai negara dan kota memiliki kemampuan Mana yang berbeda, semua-nya adil dan tidak berlebihan jika kau terus melatih sumber Mana-mu dan juga kemampuan-nya... Sultan sendiri pernah melakukan petualang yang cukup jauh dan panjang sehingga ia mendapatkan kekuatan Garuda dengan bertemu secara langsung dengan makhluk mitologi tersebut." Apa yang dikatakan oleh pelayan itu membuat mereka semua tercengang, pertarungan ini berjalan cukup berat sebelah.

"Jika terus begini maka Aditya akan kalah..." Kata Satria, ia ingin sekali membantu diri-nya tetapi Aditya sebelum-nya melarang dirinya untuk ikut campur dalam latih tanding seperti ini karena ia mengumpulkan banyak pengalaman.

Henzie menyilangkan kedua lengan-nya lalu tersenyum serius, "Aku percaya kepada Aditya pasti dia memiliki rencana... sebagai sahabat-nya, kau tidak harus mengkhawatirkan-nya seperti itu karena dia lebih berpengalaman dalam pertarungan." Satria terkejut ketika melihat Henzie dan Daisy tersenyum penuh dengan harapan kepada Aditya.

"Apa yang mereka katakan benar... bahkan ketika Aditya terluka melawan seorang polisi yang memiliki kemampuan Mana hebat, dia dapat bertahan dengan menggunakan kecerdasan-nya sendiri." Kata Wilhelm.

Andrian mulai mendekati Aditya dengan kecepatan yang ia tingkatkan dengan Mana, Aditya mencoba sekuat mungkin untuk tidak melarikan diri karena latihan ini tidak akan pernah selesai jika ia terus melarikan diri dan bertahan, Aditya mulai menciptakan dua bambu runcing di kedua tangan-nya setelah itu ia mencoba untuk menghantam-nya tetapi Andrian berhasil menahan-nya dengan sebuah pedang yang ia munculkan.

"A-Apa...? P-Pedang...?!" Aditya terkejut ketika melihat Andrian menahan serangan-nya itu dengan sebuah pedang yang tajam, dengan sekali ayunan saja kedua bambu runcing Aditya langsung terbelah menjadi dua. Aditya melompat ke belakang lalu ia memunculkan senapan otomatis yang langsung ia tarik pelatuk-nya.

Andrian langsung melindungi diri-nya dengan sayap yang berada di belakang-nya, semua peluru yang sudah Aditya alirkan Mana bisa tertahan dengan mudah karena kedua sayap Andrian sudah ia alirkan dengan Mana yang cukup besar, "... ..." Aditya melebarkan kedua mata-nya ketika peluru selanjutnya yang ia tembak mulai berubah menjadi bambu runcing yang berukuran kecil seperti penggaris.

Sayap Andrian langsung tertusuk dengan semua bambu runcing kecil itu sehingga ia sontak kaget ketika melihat-nya, kekuatan yang dimiliki oleh bambu runcing itu bisa melampaui sebuah peluru yang sudah di alirkan Mana. Bambu runcing kecil lain-nya berhasil menghancurkan sayap Andrian sehingga ia melompat ke belakang lalu memunculkan kembali Garuda.

"Aditya itu tidak buruk juga, dia dapat mengubah peluru menjadi sebuah bambu runcing. Dia memiliki kemampuan Mana yang benar-benar pas untuk seorang rakyat Indonesia yang berasal dari era penjajahan." Pelayan itu sendiri terkesan melihat Aditya, ia sampai mengangguk beberapa kali.

"Aditya tidak mengubah peluru itu melainkan dia menciptakan sebuah bambu runcing kecil untuk melindungi semua peluru itu." Henzie mulai menjelaskan kemampuan Mana yang baru saja Aditya gunakan kepada mereka, "Apa yang kau maksud dengan menciptakan sebuah bambu runcing kecil untuk melindungi peluru itu?" Tanya Wilhelm.

Pride of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang