Aditya turun dari kasur-nya, Andrian baru saja masuk ke dalam ruangan itu, kali ini datang dalam waktu yang tepat karena ia ingin membicarakan sesuatu tentang preman bertopeng itu karena informasi yang mereka dapatkan jika dicerna kembali akan menciptakan jawaban yang sangat pas. Aditya masuk ke dalam ruangan Andrian yang saat ini sedang duduk sambil membaca koran terbaru.
"Kali ini aku mendapatkan beberapa informasi ketika aku membaca kembali semua koran itu, kedua geng yang memakai topeng berbeda itu mulai sekarang kita panggil dengan sebutan geng bertopeng saja. Mereka baru saja menyebabkan sebuah konflik di candi borobudur dan prambanan, tidak ada kehancuran atau ledakan kecuali banyak sekali sandera yang diculik dan dibunuh..." Andrian memberikan beberapa koran yang menunjukkan bahwa semua sandera yang diculik dan dibunuh itu tersangka karena sedang dijalankan operasi Petrus oleh beberapa polisi dan tentara.
Aditya terkejut ketika melihat-nya, itu artinya semua preman bertopeng itu menggunakan otak dan kecerdasan mereka untuk menggunakan operasi Petrus ini menjadi sebuah alasan untuk menutup semua kejahatan mereka. Antoni masuk ke dalam ruangan Andrian sambil mengucapkan permisi karena ia juga mendapatkan beberapa informasi tentang preman bertopeng dan Wahyudi.
"Pemimpin dari geng bertopeng itu bernama Ajax dan Marco, jika mereka sudah bekerja sama untuk merebut sesuatu maka mereka itu tidak terkalahkan. Aditya baru saja memberitahu-ku bahwa Ajax kemungkinan seorang pria yang memakai busur dengan panah yang dapat meledak dan juga terbelah menjadi beberapa bagian." Antoni mengeluarkan sebuah panah lalu ia menempati-nya di atas meja, mereka berdua mulai menatap panah itu.
"Itu adalah panah yang aku dapatkan ketika berkunjung di candi prambanan, apakah kalian mengenal seseorang yang dapat merasakan titik detail kecil yang ada di dalam panah itu?" Andrian mengambil panah itu lalu ia mencoba untuk menatap-nya menggunakan kedua mata yang ia alirkan Mana tetapi ia tidak bisa menemukan apapun, mencium-nya saja tidak bisa... ia hanya mencium aroma kayu.
Aditya mencoba untuk mencari tahu panah tersebut yang terlihat masih baru tetapi ia tidak menemukan apapun, Antoni sendiri tidak memiliki kemampuan Mana untuk melihat sesuatu yang kecil dan tersembunyi di dalam benda apapun. Aditya mulai memberitahu Andrian bahwa Henzie memiliki kemampuan yang dapat memperkuat seluruh indra-nya, ia mengangguk lalu menyuruh Antoni untuk membawa-nya menuju ruangan itu.
Beberapa menit kemudian, Henzie masuk ke dalam ruangan itu dengan ekspresi yang terlihat tegas karena ia sudah diberitahu oleh Antoni tentang beberapa bukti dan barang yang ia dapatkan. Henzie mengambil panah itu lalu tubuh-nya mulai dipenuhi dengan garis panah karena ia mencoba untuk mencari sesuatu yang tersembunyi di dalam panah tersebut.
Henzie melebarkan kedua mata-nya ketika ia melihat aliran Mana kecil di dalam kayu panah itu, ia juga mencium bau bubuk mesiu, "Ini mesiu...! Dan mesiu itu terus bertambah karena kemampuan Mana yang dapat memanipulasi sesuatu!" Kata Henzie sehingga mereka mulai berpikir kembali, kemampuan Mana untuk memanipulasi... sepertinya Ajax memiliki kemampuan Mana seperti itu.
"Kemungkinan besar Ajax memiliki kemampuan yang sama seperti adik-nya yang bernama Dicky itu... tetapi ia lebih mengandalkan bensin dan menyalakan bensin itu dengan api, hanya menggunakan gesekan benda yang di alirkan Mana." Andrian memegang dagu-nya lalu ia mengambil sebuah koran yang menunjukkan seorang pria yang bersembunyi di balik gedung sedang memegang sebuah busur.
"Henzie, apakah kau bisa melihat sebuah gambar buram dan terhalang oleh kegelapan...?" Tanya Aditya, Henzie mengangguk lalu mengambil koran itu sambil menatap gambar buram yang tidak jelas itu menggunakan kedua mata-nya yang memancarkan cahaya biru. Ia mulai memberitahu semua hal yang ia lihat dari gambar tersebut sehingga Antoni mengeluarkan sebuah pensil untuk menggambarkan apa yang Henzie katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride of Indonesia
Fantastik~Original Story by LegendaNgawur~ ~Cerita ini Fiksi.. Tokoh, kelompok, tempat, hukum, dan nama yang digunakan dalam novel ini tidak ada hubungan dengan kehidupan sebenarnya~ ~Semua sejarah Indonesia masih sama dan tidak akan diubah juga para nama pa...