Henzie berhasil menghindari semua serangan itu dengan mudah, pergerakan Melinda sangat terbaca sehingga ia sendiri hanya di sulit-kan dengan serangannya yang terlihat mematikan. Tiga pukulan saja jika mengenai tubuh-nya maka organ di dalam-nya akan hancur sehingga satu pukulan saja sudah cukup untuk menghancurkan tulang-nya itu.
Henzie menghindari semua serangan-nya dan berhati-hati untuk mencari celah agar ia bisa mengenai satu serangan yang dapat menghentikan-nya melancarkan semua serangan bertubi-tubi itu, kemampuan Mana Melinda terlihat cukup kuat karena satu pukulan yang ia lancarkan terdapat api yang membakar keling-nya itu dan aliran Mana-nya itu membantu kecepatan-nya untuk meningkat setiap ia melakukan pergerakan apapun itu.
"Aliran dan kemampuan Mana yang kuat... kau gadis yang cukup hebat juga ya." Henzie tersenyum serius lalu ia menghentikan serangan-nya itu dengan menendang kaki-nya sampai Melinda terjatuh, setelah itu ia berputar dan menendang wajah-nya sampai ia terlempar ke belakang. Henzie membidik Melinda dengan busur-nya lalu ia melepaskan panah sehingga ia berpindah posisi menuju panah yang menusuk pohon di belakang Melinda.
Melinda tercengang ketika melihat Henzie menghilang tetapi selama ini ia menggunakan kemampuan Mana-nya untuk melakukan perpindahan, Henzie menyambut-nya dari belakang dengan memukul punggung-nya setelah itu melepaskan satu panah yang menusuk punggung-nya, "Argghhh...! Sialan kau, ja---" Henzie mengalirkan kedua kaki-nya dengan Mana lalu ia menendang punggung-nya dan menyebabkan Melinda terlempar ke atas.
Karena panah itu tertusuk di bagian punggung-nya jadi ia dapat melakukan perpindahan sehingga ia sekarang berada di atas udara, tepat di belakang Melinda sambil mengepalkan tinju kanan-nya yang langsung ia lancarkan sehingga Melinda terlempar lebih jauh ke atas, Henzie mulai menatap ke depan dengan fokus sambil membidik ke atas udara lalu melepaskan dua panah.
Melinda bisa melihat kedua panah itu meleset, ia tertawa terbahak-bahak lalu menoleh ke belakang sehingga Henzie menghilang entah kemana, "Aku tidak ingin menyerang-mu dengan panah, aku hanya ingin menghajar-mu dengan sangat keras!!!" Henzie tiba di atas Melinda karena kedua panah-nya saling mengenai satu sama lain sehingga ia dapat melakukan perpindahan.
Henzie berputar lalu ia menghantam perut Melinda menggunakan tinju yang sudah ia alirkan dengan Mana, pukulan itu mengenai perut-nya sampai menghancurkan tulang rusuk Melinda. Mereka berdua terjatuh menuju daratan tetapi Henzie tidak takut karena satu pukulan itu sudah cukup untuk membunuh diri-nya. Punggung Melinda mengenai daratan lalu Henzie melompat ke belakang sehingga tempat pendaratan-nya dipenuhi dengan asap.
"... ..." Henzie mempersiapkan diri-nya kembali karena ia yakin serangan tadi tidak cukup untuk membunuh diri-nya, ketika asap itu mulai menipis... Henzie tercengang karena Melinda menghilang begitu saja sehingga ia muncul dari dalam tanah lalu melancarkan satu pukulan yang mengenai lengan kiri-nya, "Aggghhh...!!!"
Pukulan itu menghancurkan lengan kiri Henzie sehingga ia terjatuh di atas tanah sambil memegang lengan kiri-nya yang mati rasa, ia tidak bisa menggerakkan lengan-nya itu sehingga ia melihat Melinda masuk kembali ke depan daratan seperti tikus tanah, sekarang ia bisa melihat kemampuan Mana lain-nya dan itu cukup berbahaya juga sampai Henzie mulai bangkit lalu melarikan diri.
Melinda melompat keluar di hadapan Henzie tetapi Henzie melompat lalu berputar untuk menendang kepala-nya sehingga ia terlempar ke belakang, Henzie memunculkan kembali busur-nya lalu ia menarik panah-nya dengan menggigit-nya lalu melepaskan panah itu yang mengarah ke arah tubuhnya, Melinda menghancurkan panah tersebut lalu ia kembali masuk ke dalam tanah.
Kesempatan itu Henzie gunakan untuk mengeluarkan botol air yang mengeluarkan gelembung, gelembung itu langsung ia minum sehingga lengan kiri-nya dapat digerakkan kembali tetapi masih berada di proses pemulihan. Henzie mencoba untuk mencari titik kelemahan dari kemampuan Mana ini, ia sudah siap dengan panah yang akan ia lepaskan.
Melinda melompat keluar di hadapan Henzie dan ia langsung melepaskan panah yang mengenai kepala-nya itu, Henzie tersenyum ketika panah itu mengenai tepat sasaran tetapi Henzie langsung sadar bahwa panah itu menusuk sebuah batu yang berbentuk seperti Melinda, "A-Apa...!? Tidak mungkin---" Henzie menoleh ke belakang dan melihat Melinda yang melancarkan satu pukulan cepat.
Henzie sempat untuk menahan pukulan itu menggunakan kedua tapak-nya tetapi pukulan itu langsung menghancurkan tapak-nya sampai ia tidak bisa menggerakkan kembali kedua tapak-nya, Henzie mengerang kesakitan tetapi ia dapat menyerang kembali dengan berputar lalu menendang perut-nya sampai ia terdorong ke belakang, "Sungguh menyebalkan..."
Henzie mencoba untuk mengeluarkan botol minum dan tablet-nya tetapi tidak bisa karena ia tidak bisa memegang sesuatu, ia menghela nafas-nya panjang lalu menunjukkan ekspresi yang kesal karena musuh satu ini cukup membuat diri-nya kesusahan. Melinda masuk kembali ke dalam tanah dan Henzie menghela nafas-nya panjang karena ia tidak memiliki pilihan lain.
"Hahhhh... Mana Burst..." Tubuh Henzie dipenuhi dengan garis berwarna biru lalu berubah menjadi warna putih, seratus panah muncul di belakang-nya lalu terbang ke atas langit dan meluncur menuju daratan sehingga menciptakan beberapa lubang yang menunjukkan Melinda, "Kau cukup kuat... aku awal-nya tidak ingin menggunakan ini tetapi... pertarungan adalah pertarungan, kau harus aku hukum!"
Seratus panah itu mulai menusuk punggung Melinda, ia tidak sempat untuk berbuat apapun karena kecepatan dari panah itu, semua panah itu langsung melesat ke atas dan Henzie melakukan berpindah sebanyak seratus kali dan menendang punggung Melinda sebanyak sembilan puluh sembilan kali sehingga ia tidak bisa merasakan punggung-nya, ia melakukan serangan ke seratus dengan melayangkan satu kaki yang mengenai leher-nya lalu ia membawa Melinda menuju Wilhelm.
"Wilhelm, tolong aku!" Seru Henzie sehingga ia menendang Melinda menuju arah Wilhelm, Wilhelm membidik kepala Melinda menggunakan pistol-nya lalu ia menembak satu peluru yang mampu menghancurkan kepala-nya itu.
"Thank you..." Henzie mendarat di atas tanah lalu ia mundur untuk menghampiri Daisy karena ia membutuhkan bantuan diri-nya untuk meminum tablet dan air-nya itu.
Pertarungan Aditya dan Ajax masih berlangsung sehingga Aditya tidak berencana untuk menggunakan Mana Burst-nya karena ia takut tidak bisa mengontrol-nya sehingga tidak sengaja untuk membunuh semua rekan-rekannya, Ajax melepaskan beberapa panah ke ke arah Aditya tetapi ia menghancurkan semua panah itu dengan menggerakkan bambu runcing-nya.
Ajax mendarat di atas tanah lalu ia melompat menuju Aditya dan menghantam perut-nya menggunakan puncak kepala-nya sampai ia terdorong ke belakang dan masuk ke dalam celah candi itu, Ajax tersenyum puas karena ia baru saja masuk ke dalam perangkap-nya, ia mulai kembali naik ke menuju atas candi untuk mengakhiri hidup Aditya tetapi pipi-nya malah terkena sayat oleh bambu runcing yang terbang keluar melalui celah itu.
"Sial... dasar pejuang sialan! Kau terlalu mengandalkan senjata kuno-mu itu!" Ajax mencoba untuk mendekati Aditya tetapi beberapa bambu runcing keluar melalui setiap celah candi untuk mencoba membunuh-nya, Ajax menghindari semua bambu runcing itu lalu menghancurkan-nya dengan mengeluarkan beberapa bubuk mesiu.
Semua bambu runcing di belakang-nya langsung hancur dan ia bisa melihat Aditya di dalam candi yang besar itu, ia masuk ke dalam lalu melancarkan beberapa pukulan. Aditya mulai berpikir bahwa Ajax menantang-nya dalam bertarung menggunakan ilmu bela diri, sudah jelas ia akan menang karena dia lebih berpengalaman sehingga Ajax menyesal ketika ia masuk ke dalam candi tersebut.
Ajax mencoba untuk melarikan diri tetapi Aditya terus menahan diri-nya sehingga ia menghantam wajah Ajax dengan tembok candi, "Kau mau kabur?! Jangan berpikir dua kali kau akan kabur!!!" Aditya melempar-nya ke atas lalu ia menghantam perut-nya beberapa kali dan mendorong-nya ke belakang.
Ajax mengalirkan seluruh tubuh-nya dengan Mana karena ia melihat Aditya yang melempar satu bambu runcing ke arah-nya, sebelum bambu runcing itu Aditya lempar... Ajax sudah memanipulasi banyak sekali bubuk mesiu yang mengelilingi ruangan candi itu sehingga Aditya menyadari-nya ketika ia melihat Ajax berhasil menghindari serangan itu, serangan tersebut mulai menusuk tembok candi dan menyebabkan ledakan yang sangat dahsyat.
Semua orang yang berada di luar candi itu bisa melihat ledakan besar yang berasal dari atas candi itu sehingga mereka ledakan itu mulai menyebar sehingga mengelilingi candi tersebut.
Semua orang yang berada di dekat candi itu mulai terdorong dan terlempar ke belakang, "T-Tekanan apa ini...?!" Tanya Wilhelm.
"Sial... Apakah Ajax berencana untuk membunuh dirinya sendiri 'kah!?"
![](https://img.wattpad.com/cover/214446558-288-k912100.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride of Indonesia
Fantasía~Original Story by LegendaNgawur~ ~Cerita ini Fiksi.. Tokoh, kelompok, tempat, hukum, dan nama yang digunakan dalam novel ini tidak ada hubungan dengan kehidupan sebenarnya~ ~Semua sejarah Indonesia masih sama dan tidak akan diubah juga para nama pa...