POI 8 - Bisa dipercaya?

107 19 10
                                    

Ledakan bom asap tadi mampu menyelamatkan Aditya dari ajal-nya sendiri, ia berhasil melarikan diri tetapi dia akan terus dicari oleh Wahyudi sampai ketemu, operasi Petrus benar-benar harus dilaksanakan untuk pemberontak seperti Aditya. 

Dalam keadaan pingsan, Aditya diselamatkan oleh seseorang yang membawa-nya pergi dan bersembunyi di sebuah tempat yang sangat aman yaitu desa dengan rumah yang hanya terbuat dari kayu saja. Seseorang yang menyelamatkan dirinya mampu membawa-nya menuju seorang gadis yang dapat membuat obat dan juga makanan yang lezat hingga mampu meningkatkan sumber Mana.

Dua hari telah berlalu dan kedua mata Aditya perlahan-lahan terbuka hingga melihat sebuah jendela yang menunjuk langit malam, ruangan itu terasa hangat karena terdapat sebuah api yang terbakar di depan kasur-nya... Suara dari api yang mampu menghangatkan tubuh-nya, ia mencoba untuk menggerakkan tubuh-nya tetapi tidak bisa karena masih merasa nyeri.

"... ..." Aditya menatap kedua telapak tangan-nya dengan ekspresi wajah yang kecewa, ia mengingat kejadian beberapa hari yang lalu... Dia mengingkari janji lagi dengan teman-nya, ia sudah membunuh banyak sekali rakyat Indonesia.

"Aku memang bodoh... Lebih pantas aku mati saja... Kau seharusnya membenci-ku, bung...!!!" Aditya memaksakan tubuh-nya untuk bangkit dari atas ranjang-nya tetapi kedua kaki-nya bergetar hingga membuat-nya berlutut di atas lantai dengan ekspresi yang kesakitan, keringat-nya mengalir keluar karena sumber Mana-nya masih belum sepenuhnya pulih.

Gadis yang merawat Aditya selama dua hari kaget ketika melihat Aditya yang berlutut di atas tanah sambil menahan rasa sakit yang dia alami, gadis itu menghampiri Aditya dengan sebuah mangkuk yang ia pegang di kedua tangan-nya. Ia menempati mangkuk-nya di atas lantai lalu membantu Aditya untuk berdiri.

"Apa-apaan kamu ini... Sumber Mana-mu sudah sepenuhnya habis tetapi kau dengan gegabah-nya memaksakan diri untuk bergerak!" Kata gadis itu, ia membantu Aditya sampai ia kembali duduk di atas kasur sambil bernafas berat.

Aditya melebarkan mata-nya ketika mendengar cara bicara gadis itu, terdengar seperti cara berbicara-nya orang Belanda. Awal-nya Aditya mencoba untuk menyerang tetapi ia baru saja ingat bahwa Indonesia sekarang memiliki banyak suku dan keturunan, mungkin saja gadis itu memiliki keturunan atau kaitan dari negara tersebut.

"Kau memang rakyat Indonesia yang berasal dari jaman penjajahan ya, tidak aku sangka bahwa kau mencoba untuk melawan operasi Petrus itu." Kata gadis tersebut sambil membalut kedua lengan Aditya dengan perban.

"Apakah kau menyelamatkan diriku...? Aku benar-benar harus berterima kasih kepada dirimu, wanita. Terima kasih."

"Bukan aku yang menyelamatkan-mu tetapi pengawal-ku itu." Pengawal itu seketika masuk ke dalam ruangan ketika ia mendengar gadis tersebut membicarakan diri-nya, "Ada perlu apa memanggil saya, Nona Daisy?"

Nama dari gadis itu adalah [Daisy], ia mulai menatap pengawal-nya dengan senyuman manis-nya, "Aku tidak memanggil-mu, Henzie... Tapi kau bisa menemani-ku disini bersama manusia ini." Kata Daisy.

Henzie, seorang gadis pengawal dari Daisy menundukkan kepala-nya dengan penuh hormat lalu ia berdiri di sebelah-nya sambil menatap Aditya. Aditya sedikit kaget ketika sadar bahwa Henzie telah menyelamatkan diri-nya dari Jenderal sialan itu, tetapi dia juga merasa lega bahwa seseorang mau menyelamatkan diri-nya yang sudah ingkar janji dengan Presiden pertama.

"Saya senang anda bisa bangun dengan sehat, sepertinya perawatan Nona Daisy mampu membuat anda kembali sehat ya..." Henzie mulai berbicara dengan logat Belanda, cara berbicara-nya cukup sopan hingga Aditya perlahan-lahan bisa mempercayai mereka berdua karena sudah merawat diri-nya selama dua hari.

Tapi... Aditya benar-benar harus waspada dengan mereka berdua, bisa-bisa mereka juga menjalani operasi Petrus, entah kenapa pikiran-nya mulai memperingati-nya bahwa rakyat yang melaksanakan operasi Petrus akan diberi imbalan dengan uang yang sangat banyak dari Presiden. 

"Dari raut wajah dan pikiran anda... Saya bisa menebak anda masih belum mempercayai kami ya." Henzie mulai berbicara, kedua mata-nya ia alirkan Mana untuk bisa membaca pikiran Aditya.

"A-Apa...?" Ungkap Aditya, "Bagaimana bisa dia membaca pikiran-ku...?"

"Salah satu dari kemampuan Mana, anda juga dapat melakukan-nya dengan mengalirkan Mana-mu ke kedua mata-mu, tapi saya sarankan anda untuk beristirahat terlebih dahulu sampai Mana anda kembali seperti semula." Kata Henzie.

"Tenang saja, kami tidak akan mengkhianati-mu kok, walaupun kami memiliki keturunan dengan Belanda... Kami mencintai tanah air-mu ini yang bernama Indonesia." Daisy tersenyum lebar, senyuman mereka berdua mampu membuat Aditya mengangguk pelan dan memberikan mereka berdua kesempatan untuk bisa dipercayai.

"Oh iya..." Daisy baru saja ingat tentang mangkuk yang berisi bubur hangat itu, ia mengambil mangkuk tersebut lalu duduk di sebelah Aditya sambil mengaduk bubur itu menggunakan sendok. 

Di dalam pikiran Aditya dipenuhi dengan rasa penyesalan dan juga kecewa terhadap tanah air di era saat ini, Henzie dan Daisy dapat membaca-nya hingga mereka ikut sedih bersama Aditya ketika ia baru saja mengkhianati janji Presiden pertama. Era Indonesia saat ini juga benar-benar mengecewakan apalagi tentang Petrus, Daisy dan Henzie sendiri sama-sama tidak setuju tentang operasi Petrus ini.

"Makan dulu ya... Aku membuatkan bubur hangat itu untuk-mu agar sumber Mana-mu bisa kembali penuh. Sumber Mana yang habis dapat bertambah jika kau memakan sebuah makanan yang lezat." Tanpa berpikir dua kali Daisy langsung menyuapi Aditya dengan bubur hangat buatan-nya sendiri sampai Aditya melebarkan matanya karena rasa dari bubur itu membuat diri-nya semakin tenang.

Rasa yang cukup lezat, kehangatan dari bubur itu mampu membuat diri-nya merasa tenang hingga sumber Mana-nya perlahan-lahan bertambah, "Salam kenal, nama-ku adalah Daisy van Briouse, aku lahir di negara Belanda... Ayah-ku adalah orang Indonesia jadi beliau membawa diri-ku bersama Ibu-ku untuk tinggal di Indonesia."

"Ternyata... kau benar-benar keturunan Belanda ya..."

"Benar sekali, pengawal yang menyelamatkan-mu ini bernama Henzie van Briouse, ketika aku lahir... Henzie itu seperti pengganti ibu-ku yang selalu sibuk bekerja bersama Ayah, sampai sekarang dia adalah pengawal-ku yang sangat setia hingga mau membantu-ku untuk menjual rempah-rempah di Indonesia." 

"Kenapa kalian menyelamatkan diri-ku...? Bagaimana bisa kalian mengetahui keberadaan-ku diriku yang hampir saja terbunuh oleh Jenderal yang bernama Wahyudi itu!" Aditya mengepalkan kedua tinju-nya.

"Awal-nya Henzie memberitahu diriku bahwa terdapat seorang rakyat Indonesia yang memiliki kemampuan Mana dengan berani-nya mencoba untuk melawan Petrus, aku tidak tahan melihat seseorang yang mencoba untuk membangkitkan keadilan terbunuh karena operasi Petrus itu." Kata Daisy.

"Sekali lagi, terima kasih karena sudah menyelamatkan diri-ku." Aditya menundukkan kepala-nya untuk menunjukkan rasa kehormatan-nya kepada mereka, setidaknya ia menemukan dua teman lain-nya yang memiliki kemampuan Mana. Sekarang dia benar-benar harus menahan diri untuk tidak membunuh mereka berdua

Semua pikiran yang ada di kepala Aditya bisa terbaca dengan jelas oleh Henzie dan Daisy, ia membutuhkan sugesti untuk bisa mengontrol diri-nya ketika melihat orang Indonesia yang mencoba untuk membunuh orang Indonesia lain-nya, hanya Henzie dan Daisy yang dapat membantu Aditya agar ia bisa mengontrol perasaan-nya sendiri.

Setelah menghabiskan bubur hangat itu, Aditya kembali beristirahat di atas ranjang-nya, dia tertidur cukup cepat. Henzie dan Daisy pergi meninggalkan ruangan itu lalu ia menutup-nya rapat.

"Sepertinya aku akan membuat makanan yang sangat lezat nanti pagi~ Henzie, kau mau melatih Aditya untuk bisa mengontrol perasaan-nya?"

"Tentu saja, Nona. Aku juga akan membantu diri-nya untuk mempelajari Mana lebih luas lagi agar ia dapat menggunakan semua kemampuan berguna dari Mana."

"Kalau begitu... Mari kita sama-sama bekerja keras besok~"

Pride of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang