"Biar aku tunjukkan..." Satria mulai memejamkan kedua mata-nya, "Memang-nya kau tahu Daisy dan Henzie memiliki penampilan seperti apa?" Tanya Aditya.
"Aku hanya perlu melacak bis-mu saja. Sebelumnya ketika Wilhelm ke WC aku diam di mobil sambil merokok dan tiba-tiba aku melihat segerombolan tentara yang menghampiri tukang supir, aku melihat polisi itu seperti menyogok-nya... dengan kemampuan Mana-ku yang dapat membuat pendengaran-ku tajam, aku mendengar semuanya." Urat mulai
menonjol di kening Satria karena ia harus fokus untuk mencari bis itu.
"Ngomong-ngomong, Satria... kemampuan Mana apa saja yang kau miliki?" Tanya Aditya, seharusnya ia membahas kemampuan Mana ini dibandingkan keindahan wanita yang dimaksud oleh Satria itu, Satria baru saja ingat soal itu sampai ia melupakan-nya karena terlalu serius membicarakan wanita dengan Aditya.
"Ahh... kemampuan Mana-ku bisa ditemukan dimana saja sih, tentara militer Indonesia juga memiliki kemampuan yang sama... aku juga yakin kita memiliki kemampuan yang sama." Satria mulai menghisap rokok-nya lalu menghembuskan asap-nya keluar, "Kemampuan Mana-ku terdapat beberapa yang berbeda... aku dapat memanggil bambu runcing dan menggerakkan-nya ke arah musuh."
"Ahhh... tidak diragukan lagi sih, setiap penjajahan yang ada... kau selalu menggunakan bambu runcing tanpa mencuri senjata apa para penjajah itu tetapi jika bambu runcing itu bisa kau kendalikan atau ciptakan dengan mudah maka aku yakin itu cukup berguna dalam pertarungan pendek, sekali tertusuk dengan bambu runcing itu maka luka infeksi akan muncul di musuh." Kata Satria sambil mengambil secangkir kopi lalu meminum-nya.
"Bambu runcing itu hebat juga ya... apakah jika kau menciptakan-nya dan membuatnya melayang seperti yang kau lakukan kepada David itu menguras banyak tenaga?" Tanya Wilhelm.
"Tidak terlalu... kemampuan Mana yang menguras banyak Mana seharusnya dilatih lebih dalam lagi agar terbiasa." Kata Adiyta, ia mengetahui perkataan itu dari Henzie. Ia hanya bisa memanggil tiga bambu runcing yang melayang di belakang-nya dan itu adalah batasan-nya karena ia tidak bisa mengeluarkan lebih dari tiga bambu runcing di belakang-nya.
"Kau tadi bilang memiliki kemampuan Mana untuk membuat indra pendengar-mu semakin tajam ya? Itu cukup membantu juga dan sekarang kau sedang mencari bis itu. Aku yakin kau masih menyembunyikan beberapa kemampuan Mana---" Aditya tercengang ketika melihat Satria menghisap rokok-nya lalu menghembuskan asap-nya keluar sehingga bentuk dari asap itu sangat besar sampai menghalangi mobil milik Wilhelm.
"Itu tadi berbahaya, Satria..." Kata Wilhelm karena asap itu menghalangi pandangan-nya, Satria mulai menghisap semua asap itu lalu mengeluarkan-nya melalui lubang hidung-nya tetapi asap yang dikeluarkan sangat kecil, "H-Hebat... k-kau memiliki kemampuan Mana tipe sihir, sama seperti Wilhelm ya...?"
"Begitulah tetapi resiko yang harus aku hadapi adalah... jika aku ingin menggunakan sihir asap tadi maka harus merokok. Setiap kemampuan Mana itu memiliki keuntungan dan kerugian-nya sendiri." Satria menghisap rokok-nya sampai habis lalu melempar puntung rokok-nya keluar, "Apakah aku memiliki kemampuan Mana tipe sihir ya...?"
"Aku pernah membaca di buku Mana bab satu bahwa semua pengguna Mana pasti akan memiliki kemampuan Mana tipe sihir berdasarkan karakteristik dan kepribadian mereka, jika orang itu suka merokok maka dia akan memiliki kemampuan Mana yang dapat menggunakan sihir asap sedangkan aku udara dan petir... aku menyukai hujan, angin dan petir yang diciptakan pada cuaca hujan itu sungguh hal terbaik yang pernah aku lihat." Penjelasan Wilhelm terdengar cukup masuk akal, Aditya mulai menatap kedua telapak tangan-nya.
"Yang kau katakan sebelum-nya benar, Raden... aku masih memiliki beberapa kemampuan Mana yang akan aku tunjukkan di lain hari, bersiaplah untuk terkejut." Satria mulai menunjuk Adiyta dengan ekspresi yang penuh tekad, setelah itu ia menarik sebatang rokok lagi dan mulai menyalakan-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride of Indonesia
Fantasy~Original Story by LegendaNgawur~ ~Cerita ini Fiksi.. Tokoh, kelompok, tempat, hukum, dan nama yang digunakan dalam novel ini tidak ada hubungan dengan kehidupan sebenarnya~ ~Semua sejarah Indonesia masih sama dan tidak akan diubah juga para nama pa...