Melihat Satria yang bertingkah berlebihan soal makanan membuat Aditya kesal karena ia merasakan sesuatu yang aneh di dalam bakso itu, kemungkinan besar pedagang tersebut yaitu Agus memasukkan sesuatu ke dalamnya sehingga ia bangkit dari atas kursi dan mencoba untuk memberi dirinya pelajaran.
"Brengsek...! Apa yang kau lakukan kepada Satria!?" Aditya mulai meraih kerah baju Agus hingga mengejutkan dirinya, ia tidak tahu apa yang sedang terjadi tetapi Wilhelm langsung menghentikan dirinya dengan menariknya mundur.
"Aditya, apa yang kau lakukan?! Ini tempat umum, kau tidak boleh membuat keributan di sekitar sini..." Kata Wilhelm.
"Pedagang ini pasti memasukkan sesuatu ke dalam bakso milik Satria..."
"Tidak ada yang perlu kalian khawatirkan, semua orang akan merasakan bakso yang aku buat dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan lidah mereka, sudah harga diri saya sebagai pedagang bakso untuk membuat bakso yang sangat lezat." Agus tersenyum kepada mereka semua.
Amarah Aditya mulai menurun, ia juga tidak tahu apa yang sedang ia lakukan tadi sampai memarahi pedagang itu dan membuat keributan yang dapat mengganggu orang-orang yang sedang makanan, Aditya meminta maaf lalu ia kembali duduk di atas kursi.
"Bakso saya dibuat dari daging yang sangat gemuk dan sehat, daging yang dihasilkan cukup baik bahkan sampai saya bersihkan berkali-kali dan ditaburkan dengan bumbu serta rempah-rempah yang memiliki kaya rasa..." Agus mulai mendekati Aditya dan yang lainnya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadinya.
"Itu benar, Aditya... tidak ada yang harus dikhawatirkan, semua bakso yang aku rasakan ini memiliki rasa yang begitu kaya, semuanya terasa segar dan lezat tiada dua!" Satria tersenyum lalu berterima kasih kepada Agus karena sudah membuat bakso lezat di seluruh dunia.
Agus merasa lega karena Aditya tidak mencurigainya sampai membandingkan dengan pengguna Mana, sebenarnya ia sendiri tidak melakukan apa-apa melainkan menyiapkan bakso yang selalu ia jual setiap hari, baksonya selalu terjual habis karena lezat bahkan cocok untuk lidah orang sunda seperti Satria.
"Saya juga lupa memberitahu, sepertinya hanya orang sunda yang dapat terpengaruh dengan reaksi berlebihan seperti teman anda satu ini, orang sunda biasanya sangat menyukai bakso dengan campuran sambal yang begitu pedas..."
"Ahh, pantas saja..." Andrian kembali menikmati makanan siangnya dengan tenang tetapi semua ketenangan itu menghilang ketika Satria terus bereaksi secara berlebihan, bakso yang mereka pesan dan makan itu enak tetapi bagi Satria itu terasa seperti bakso yang keluar dari surga.
Sekarang Satria hanya perlu mencicipi bakso yang terisi keju di dalamnya, mengetahuinya saja membuat dirinya bersemangat jadi ia menyimpan yang enak untuk terakhir. Aditya terus memperhatikan dirinya selagi menggigit bakso yang ia tusuk menggunakan garpu, Satria memakan setengah dari bakso keju itu.
"MANTAP ABIS!!! EDAAAANNN!!!" Satria menjerit keras, membuat seluruh orang di sekitarnya tertawa melihat Satria, ia bertingkah seperti orang kampung yang baru saja memakan bakso tetapi hal itu tidak terlalu menyinggung dirinya yang sedang merasakan makanan surga.
"Aku tidak menyangka keju dan daging cocok untuk lidah orang Sunda seperti dirimu, Satria." Kata Wilhelm.
"Daging yang begitu lezat... dihasilkan dari sapi yang sehat dan gemuk, uratnya yang menonjol di sekitar bola daging di tambah dengan keju kental di dalamnya benar-benar terasa begitu gila dan lezat... nikmat pisan... edan... teu nyangka bisa hirup kieu aing...!" Satria menghapus air matanya lalu menghisap keju yang berada di dalam bakso itu.
"Rasa yang meledak di dalam lidah... kombinasi yang benar-benar cocok, selama ini aku yang membenci keju sekarang menyukai keju di dalam daging lebih dari apapun...! Apalagi yang enak... dicampur dengan keju ya!?" Satria terus bereaksi berlebihan itu, membuat Agus memasang wajah rendah ketika melihat Satria.
![](https://img.wattpad.com/cover/214446558-288-k912100.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride of Indonesia
Fantasy~Original Story by LegendaNgawur~ ~Cerita ini Fiksi.. Tokoh, kelompok, tempat, hukum, dan nama yang digunakan dalam novel ini tidak ada hubungan dengan kehidupan sebenarnya~ ~Semua sejarah Indonesia masih sama dan tidak akan diubah juga para nama pa...