POI 54 - Rekrut

28 10 0
                                    

Pukul 12 malam, markas militer Jenderal Wahyudi.

Seorang pria mulai menyimpan gerobak baksonya di tempat yang aman agar tidak ada warga yang mencurinya, ia baru saja mendapatkan sebuah undangan dari Jenderal Wahyudi yang memimpin militer Indonesia yang sangat kuat dan hebat karena seluruh pasukan yang ia latih benar-benar keras.

"Apa yang aku inginkan adalah kehidupan yang damai dengan menjual bakso enak ini tetapi... mereka malah merekrut diriku untuk melakukan sesuatu, sebenarnya apa yang mereka mau." Pedagang itu mulai membersihkan keringatnya dengan handuk putih yang ia simpan di sekitar lehernya.

"Wah, ada bakso nih. Mas, beli dua porsi, mas." Seorang tentara mulai menghampiri pedagang itu untuk memesan bakso.

"Ahh, siap, akan saya siapkan." Pedagang itu dengan cepat mempersiapkan dua porsi bakso untuk tentara itu, ia juga tidak menyangka tentara lainnya datang untuk menikmati bakso yang ia jual.

Wahyudi berjalan keluar dari ruang kerjanya dan melihat seluruh pasukannya saat ini sedang beristirahat dengan menikmati bakso dari seorang pedagang yang ia cari, karena merasa penasaran Wahyudi juga ikut memesan tetapi ia meminta waktu sebentar kepada pedagang itu untuk mengunjungi ruang kerjanya untuk membahas tentang sesuatu.

Wahyudi bersama seluruh pasukan tentaranya menikmati bakso itu, bakso yang dibuat dengan teliti sampai isinya dipenuhi dengan daging iga yang begitu lezat. Pedagang itu hanya bisa tersenyum ketika melihat mereka menikmati dagangannya.

Istirahat berakhir selama 10 menit, Wahyudi mulai mendekati gerobak bakso itu untuk mengambil sebuah pistol dan walkie talkie, pedagang itu terkejut ketika melihatnya bahkan ia tidak menyangka Jenderal seperti dirinya akan mengetahui tempat rahasia penyimpan dari pistol dan walkie talkie itu.

"Sepertinya pekerjaanmu ini bisa dibilang sampingan ya, melihat pistol dan walkie talkie ini sekarang saya yakin bahwa anda juga mengikuti operasi kepada rakyat kriminal. Ditambah lagi, gejala hujan yang terjadi satu minggu satu bulan itu mempengaruhi dirimu." 

Wahyudi mulai memeriksa kedua benda itu untuk mencari sumber mana dan itu tidak bisa menemukan apapun, sepertinya pedagang itu memiliki kemampuan yang tersembunyi dan ia harus mengetahuinya karena Wahyudi sendiri mengetahui pedagang seperti dirinya dari salah satu tentara dan korban yang terkena penembakan itu.

"Saya masih tidak mengerti... kenapa anda bisa mengetahui saya memiliki ilmu hitam atau ilmu dalam semacamnya...? Sepertinya saya tidak dapat menjalankan operasi itu dengan benar ya, sampai bisa diketahui oleh Jenderal seperti dirimu."

"Anda tidak perlu merasa bersalah seperti itu, apa yang anda lakukan adalah pilihan yang tepat untuk mengurangi populasi Indonesia yang tidak berguna. Kita membutuhkan rakyat yang benar-benar hebat dan maju." Wahyudi mulai menepuk punggung pedagang itu beberapa kali, memberitahu dirinya untuk mengikutinya ke ruang kerja.

"Apa yang anda butuhkan adalah Mana... sumber Mana yang didapatkan bukan melalui keturunan atau benda melainkan gejala yang terjadi yaitu hujan, saya menyadari anda mendapatkan kemampuan Mana yang hebat." Wahyudi membuka pintu di hadapannya dan pedagang itu mulai tercengang ketika melihat ruangan yang begitu indah dan rapi.

"Tunggu... Mana...? Apa yang bapak maksud?"

"Mana adalah sumber energi yang terdapat di dalam tubuh kita, setiap Mana yang berada di dalam tubuh anda dapat membangkitkan kemampuan berbeda... berdasarkan karakteristik dan sikap seseorang atau kebiasaan juga bisa di bilang seperti itu." Wahyudi mulai menunjukkan kedua lengannya yang diselimuti dengan garis biru yang melambang Mana.

"Ternyata itu namanya ya...? Saya kira itu semacam ilmu hitam atau dalam tetapi sesuatu yang berbeda, saya tidak mengerti bagaimana bisa mendapatkan sumber yang bernama Mana ini tetapi kemampuan yang saya miliki dapat digunakan... sudah lama sekali, sejak dulu." 

Pride of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang