Capirco melayani pembeli dengan tidak fokus hingga tangannya terkena tumpahan minyak panas, dan begitu seketika dia menangis dan diajak untuk berobat. Ia begitu panik karena terlihat ibu tirinya berdiri dan melotot ke hadapannya.
Dengan sepeda ia mengayuh begitu cepat dan segera menyetorkan uang pemilik cilok lalu kembali pulang, sebuah ketakutan itu menjadi sebuah kenyataan. Belum sampai ke pintu Capirco diseret ke dalam rumah dan mendorong hingga terjatuh, semua sakunya digeledah dan menemukan uang seratus delapan ribu padahal yang diharapkan setiap hari dua ratus,
Sebuah gagang sapu mendarat sejumlah kekurangan uang itu, erangan kesakitan di tulang belakang maupun badannya begitu menyiksanya dan bahkan sempat berkata-kata kepada ibunya "Ibu, aku sakit." Tak ada yang bisa menghentikan lajuan gagang sapu yang berulang.
Air mata itu terus mengeluarkan sebuah sapuan kehampaan rasa sayang, tangan yang melepuh mengenai air begitu ditahannya kuat-kuat. Keseimbangan Capirco sudah tidak bisa seperti dulu, kakinya semakin membiru hingga dirinya terpincang-pincang menuju gelaran tikar.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask and Two Sides
RandomApa kalian tahu bahwa seorang penulis itu tidak hanya mengandalkan imajinasinya? Atau mengapa seorang bisa menulis meski tidak mengandalkan imajinasinya? Dan lalu kapan kita bisa dikatakan sebagai penulis? Semua jawaban itu ada, sebuah imajinasi bis...