Part 107

7 1 0
                                    

Selesai makan barulah Fannya menceritakan semuanya kepada Tegar dan tentunya Capirco yang di bawah mendengarkan semuanya, rasa itu semakin membuatnya terluka lebih dalam lagi. Namun tak dapat menyurutkan sayang dan tulus kepada kekasihnya itu.

"Jadi begitu ceritanya, kamu sudah mencumbu aku berulang kali dan kamu juga pernah janji jika hubungan itu nanti kita kasih tahu sama Capirco bakalan kambuh gilanya dia. Secara tubuhmu kan tinggi jadikan banyak yang mengincar."

"Aku tidak ingat apapun, setahu aku yang ingat sebuah cincin tapi gak tahu ke siapa tidak begitu jelas diingatan aku."

"Udah gak usah dipaksa sayang, jadi bagaimana mengenai kesedian kamu untuk mendonorkan ginjal kamu buat aku?"

"Secepatnya, tapi nunggu keputusan dari dokter dulu."

"Iya sih, paling gak juga aku belum siap jika harus sekarang."

"Kamu bakal sembuh kok sayang."

"Ya udah, Fannya pamit pulang dulu ya dan kamu istirahat. Oh iya, besok lusa aku mau cuci darah temani ya? Dengar-dengar juga kamu besok juga udah pulang, tapi kepulangan kamu nanti udah aku siapin kost buat kita berdua."

"Memang orang tua aku ke mana?"

"Orang tua kamu udah meninggal semua, karena itu aku udah siapin kost buat kita nantinya."

Fannya yang membohongi Tegar hanya untuk melunasi egonya memiliki seutuhnya, Capirco yang mendengar sebuah ungkapan dari awal hingga akhir menahan isak tangisnya dada itu semakin sesak tidak tertahankan barulah ia keluar ketika situasi aman.

Capirco yang keluar pelan-pelan malah justru kejedot laci begitu keras, hal itu tentunya membuat perasaannya mengira Tegar akan terbangun. Dadanya yang berdetak kuat hingga berkeringat dingin bercampur rata telah dirasanya "Maaf mas, saya salah sudah membangunkan mas." Tidak ada sebuah respon yang cepat dan akhirnya ia berjalan cepat untuk meninggalkannya.

(Bersambung)


Mask and Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang