Part 54

21 6 2
                                    

Hari kedua liburan, setelah semalam baru sampai di rumah rasa penat itu menumpuk paginya Capirco telah selesai mencuci baju tiba-tiba ada kurir datang membawakan sepeda mini yang dari pengirim tanpa nama.

"Tak ada yang saya pesan deh mas, atau mungkin salah orang."

"Tapi mbaknya nama ini  kan?"

"Iya, benar."

"Ya berarti itu milik mbak."

Kurir itu langsung menacap gas dengan mobilnya, tiba-tiba teringat bungkusan permen yang lupa ia susun. Dan tanpa pikir panjang juga dia mencari kemasan yang disimpannya di dalam wadah toples yang penuh.

Capirco yang menuang kertas-kertas kecil yang banyak dalam wadah toples itu membukanya satu demi satu, betapa kesalnya dia ketika hampir setengan bungkusan bertuliskan kata yang ingin membakar semuanya.

"Coba lainnya."

"Coba lagi."

"Coba."

"Belum."

"Belum lagi."

"Lagi."

"Belum beruntung."

"Sekali lagi."

"Sumpah, kesel banget gua." Capirco yang kesal mendorong toples dan tumpukan kertas yang berserakan dengan kakinya. Namun semangatnya tidak padam untuk mencoba isi di dalamnya meski ia mendapati hal yang sama.

Karena pribadi Capirco yang pantang menyerah akhirnya dia menemukan sepotong kata yang dia mencoba merangkai demi satu, kata-kata tersebut belum juga menjadi indah namun tiba-tiba teringat di sepedanya ada tas kecil yang hendak ia buka.

Capirco yang membuka isi tas berisikan kotak kecil dan amplop, dia membuka isi amplop yang berwarna biru muda sama seperti yang dia sukai. Namun ada suara ketukan dari luar membuatnya terganggu, ternyata tidak ada orang dan hanya orang yang iseng padanya.

"Susunlah angka-angka itu dari angka genap lalu ganjil." Capirco yang segera menyusun satu demi satu membuatnya ganjil, dan tak lama setelahnya dia kembali membaca dibelakang amplop yang bertuliskan "Sekarang kamu buka amplop hijau muda."

Capirco membuka surat yang berada di amplop berwarna muda dan bertuliskan "Seorang pria yang tulus bukan menyakiti pasangannya tetapi memilih wanitanya untuk menjadi istri." Dia yang terkejut dengan kata-kata itu langsung mengambil kotak kecil dan ternyata juga ada isi kertas berisikan "Mister S"

"Sumpah gak jelas banget ini, romantis cuma aku kan punya mas Tegar dan gak mungkin aku nyakitin dia. Ah... Lebih baik aku simpan dulu aja di lemari, kalau dia lihat pasti dia akan cemburu dan aku gak mau dia cemburu."

(Bersambung)


Mask and Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang