Tegar yang mengajak Capirco nongkrong bersama teman-teman ditawari minuman keras dan beberapa rokok yang ada "Eh, gue ajak dia kesini bukan untuk minum atau apa yang kalian suruh. Kalau kalian macam-macam, awas saja!"
Ketika Capirco sedang duduk termenung melihat pemandangan itu tiba-tiba saja terlihat sahabatnya Fannya telah mabuk berat dan menghisap beberapa putung rokok, sebenarnya dia sudah putus dengan kekasihnya lalu memilih jalan ini untuk menuruti nafsunya.
"Gar, lihat tu cewek lo Fannya dia sudah single. Bisa kau gebet dia."
"Seriusan? Tapi aku males udahan."
"Fannya, Tegar sayang lo ni."
"Bajingan, gak usah ngomong."
Capirco nampak cemburu dan memilih untuk pergi dari tempat itu, baginya hal ini rasa yang benar patah tuk pertama ketika tumbuh rasa cinta di kehidupannya. Dia yang sedang duduk di depan trotoar yang tak jauh dari sekolah tiba-tiba bapaknya "Nanti malam, bapak tunggu disini. Jika kamu ngelak, awas saja."
Malam itu kali pertama Capirco diajak ke rumah makan terkenal, semua makanan bisa dia pesan untuk makan-makan serba mewah. Harga yang dari tiga ratus ribu bahkan juta ada semuanya, tentunya kesempatan ini bisa saja diulang jika ada uang banyak.
"Ini anak saya mi, mami bisa lihat dulu." Bapaknya yang membisikan ke telinga perempuan yang modis.
"Namamu siapa?"
"Capirco."
"Kalau aku kasih nama cantik mau?"
"Maaf tante."
"Panggil saja mami dan jangan sungkan untuk makan ini semuanya."
"Iya mami."
"Namamu sekarang Anggelia Eleora. Gunakan nama itu ketika ada yang nanya kepadamu."
"Tapi kenapa?"
"Udah jangan banyak ngomong sekarang makan, Pirco makan sekarang!" Bentak bapaknya dan membuat Capirco menurut akan semua yang diperintahkan.
Pulang dari makan-makan besar Capirco diberikan uang sepuluh juta dari mami, tentunya hal itu untuk keperluan Capirco selama sekolah dan untuk kost khusus Capirco saja dan perihal untuk makanan akan ditransfer setiap waktunya satu juta.
"Baik, terima kasih mi. Besok Capirco akan aku bawa ke tempatnya."
Uang sepuluh juta hanya diberikan ke Capirco tiga ratus ribu saja, sisanya dipakai bapaknya. Lagi dan lagi ancaman semakin banyak dan membuat Capirco menurutinya lagi. "Besok, bapak tunggu di tempat yang sama, dan jangan coba kabur lagi."
"Demi bapak dan ibu, aku harus nurut sama mereka. Lagi pula bukankah kita harus menghormati orang tua, masih banyak juga diluar sana yang tidak memilki orang tua dan aku harus menyayangi mereka." Ucapnya sendiri.
Ketika Capirco masuk ke gudang lama sekolahnya tiba-tiba saja Fannya sms dengannya, tidak tahu pasti begitu banyak telpon masuk dan beberapa sms. Mereka membicarakan perihal Fannya yang terluka akan perlakuan mantannya dan ingin segera memiliki pacar.
Fannya : Aku dengar jika Tegar itu sayang sama aku, karena itu aku ingin mengabulkan permintaannya.
Capirco : Tapi apa tidak terlalu cepat? Kamu baru putus tadi pagi.
Fannya : Pirco, ayolah.
Capirco : Kamu sayang banget ya sama Tegar?.
Fannya : Kamu meragukan kasih sayang dan cintaku kepada Tegar? Atau jangan-jangan kamu sendiri yang sayang dengan dia?
Capirco : Bukan begitu maksud aku Fannya, tapi aku gak mau kamu sakit hati lagi.
Fannya : Aku itu malu dengan kecantikan aku yang istimewa, aku gak mau kali dikatakan jomblo.
Capirco : Fannya....
Fannya : Aku sampai rela keperawanannku jebol untuk dapatkan cinta Tegar.
Capirco : Fannya sadar, jangan begitu dan kamu harus jaga untuk calonmu kelak.
Fannya yang tidak membalas pesan dari Capirco justru membuat Capirco galau akan rasa sayangnya itu, namun dia mencoba untuk memberikan kebahagiaan untuk orang yang ia sayang kepada sahabatnya.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask and Two Sides
DiversosApa kalian tahu bahwa seorang penulis itu tidak hanya mengandalkan imajinasinya? Atau mengapa seorang bisa menulis meski tidak mengandalkan imajinasinya? Dan lalu kapan kita bisa dikatakan sebagai penulis? Semua jawaban itu ada, sebuah imajinasi bis...