Part 73

24 7 1
                                    

Malam yang bersinar padu dengan rembulan tak kalah dengan binar kejora yang gemerlap, kini Capirco sudah dijemput sopir dari Samuel seorang laki-laki yang dijumpainya pagi ketika hendak sekolah dan mengantarnya lalu diundang menghadiri acara Rio.

Dengan mobil serta sopir pribadi yang halus sikapnya telah membuka pintu, lantas dengan sopan Capirco seakan menolak bantuan itu. Derajat seorang wanita memanglah harus dihargai dengan sikap lembut, namun derajat seorang laki-laki yang tak jauh dari itu juga.

"Silakan, non."

"Aduh, pak. Terima kasih, tapi bapak tidak perlu seperti ini apalagi saya masih muda. Masih bisa melakukan ini."

"Tidak apa, non. Mari saya antar ke tempat tujuan."

Perjalanan yang cukup panjang tiba-tiba ada pesan singkat dan telepon yang tidak terjawab beberapa, nampaknya rasa khawatir diperlihatkan Tegar namun Capirco takut akan menjawab karena masih bertujuan fokus akan ujian.

Tegar : Sayang, apa kabar kamu?

Tegar : Kok gak dibalas?

Tegar : Sayang

Tegar : Balas dong, jangan hukum aku kayak gini.

Tegar : Sayang, cantik.

Tegar : Ya udah deh, mungkin kamu sudah tidur dan maaf jika aku mengganggumu setiap hari. Aku gak sabar tahu pengen ketemu kamu, kita bareng lagi. Kenapa sih ujiannya gak dipercepat aja? Lagian rindu itu adalah sebuah masa yang paling membuat orang terluka secara batin, meski itu adalah ujian hubungan yang sesungguhnya.

Tak ada satupun balasan yang ada, Capirco yang menyimpan hpnya itu dan sudah tiba di rumah yang tepatnya cukup strategis. Bahkan luasnya kemungkinan melebihi persawahan yang pernah ia lihat sebelumnya.

Sebuah sambutan hangat kembali telah mereka lakukan, ternyata sebelum Capirco datang ia sudah menyiapkan mainan orang-orangan yang dia buat dari serabut kelapa yang diberi nama Carco. Rio yang nampak senang ingin sekali tak sabar bermain.

"Selamat ulang tahun, Rio. Semoga Rio menjadi anak kebanggaan orang tua dan kakak ya. Rio juga jangan lupa bersyukur."

"Iya, kak. Kakak juga ya." Rio yang tersenyum.

"Ini ada mainan kecil, ya memang tidak seberapa tapi bisa mejadi teman kamu."

"Asyik, Rio punya teman. Gak sabar main ini setelah selesai acaranya."

"Iya, ini namanya Carco jadi kamu harus jaga dia ya."

"Iya, kak."

Acara yang berlangsung cukup meriah membuat Rio mengantuk, sementara itu orangtua dan kakaknya masih sibuk mengurusi kegiatan tersebut. Capirco yang merasa iba dengan Rio yang berulang kali menguap.

"Ngantuk ya dik?"

"Iya, kak. Tapi acaranya belum selesai."

"Ya udah, gini kita main Carco di kamar kamu sama kakak."

"Boleh, boleh. Tapi kursi roda Rio tadi ke mana ya lupa."

"Tenang, kali ini kakak akan menggendong kamu."

(Bersambung)

Mask and Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang