Part 17

37 13 4
                                    


Capirco yang dirawat di UKS akhirnya sadar, guru yang di dekatnya bertanya kepadanya apa yang terjadi tak sedikit kata yang terucap dan hanya suara perut yang menjadikan tanda bahwa sedang lapar. "Kamu lapar ya? Ibu guru punya ayam goreng ya cuma kecil, tapi bisa membuat kamu kenyang."

Bagi Capirco belum pernah sedikit pun merasakan kenikmatan ayam goreng, tetapi kali ini adalah hari pertamanya mencoba terbuka dengan guru atas apa yang ada dan hanya selipan topeng dia hanya mengatakan orang tuanya tidak sanggup membeli makanan.

"Kamu yang lahap ya makannya nanti kalau masih lapar bilang sama ibu guru, nanti bisa beli lagi." Begitu lahapnya Capirco memakannya hingga di bibirnya belepotan terkena ayam goreng. Tanpa lupa ucapan kecil itu terucap "Terima kasih."

Semenjak kali pertamanya dia merasakan ayam goreng begitu nikmat, dia berjanji jika suatu saat yang membuat Capirco nyaman dan bahagia akan dibalas meski tidak sesuai harganya. Hal itu terjadi, ketika guru itu sedang mengangkat kursi dan meja tidak ada yang membantu hanya Capirco yang membantu tanpa rasa capek.

Sepulang sekolah Capirco belum juga pulang karena menyempatkan mau ke pasar tiba-tiba ada yang menyeretnya menuju dalam ruangan lapangan sepak bola. Disana dia diikat tangan dan kakinya di tiang gawang, beberapa tendangan menuju ke tubuhnya.

Tak ada sedikitpun teriak yang terjadi, jika ia melawan semakin disakiti. Capirco yang dibully kakak kelasnya karena seharusnya makanan ayam goreng tersebut biasanya menjadi milik orang lain. Sepotong ayam goreng harus dibayar dengan bully kejam.

"Awas aja kamu, sekali lagi kamu makan ayam goreng itu kamu akan habis di tangan kami semua." Capirco yang dilepas dan berlari menjauh, perasaannya semakin tertekan hingga dia tertabrak motor.

(Bersambung)

Mask and Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang