Part 22

35 11 3
                                    


Pelajaran telah usai dan para siswa siswi meninggalkan kelas, tetapi ketika Capirco beranjak pergi tiba-tiba Tegar datang menepuk pundaknya "Nanti jangan lupa ya kasih nomernya ke aku, apapun deh bakal aku turutin." Selesai itu tanpa henti pandangan mata Capirco terus menerus tertuju ke objek yang sama.

Seperti biasanya dia pulang yang hendak bersih-bersih namun kali ini pintu rumah terkunci, tak sedikit celah bisa dimasuki tapi tiba-tiba bapaknya menarik ke dalam rumah "Udah masuk aja, mumpung ibu gak ada."

Capirco kebingungan kenapa tumben bapak mau memberikan dia ayam goreng dan minuman buah, hal itu belum pernah dirasakan sebelumnya. Dan anehnya semakin berlebih ketika bapak hari ini di rumah ketika ibu sedang berurusan sendiri.

"Kamu ganti baju sana, bau. Nanti ngurut kaki dan punggung bapak, sakit gak bisa kerja." Capirco yang polos menuruti bapaknya, dengan berpakaian seperti biasanya dan dengan masih rok sekolah dia masuk kamar bapak.

Mulanya minyak yang hendak diurutkan botolnya terjatuh dan Capirco menungging tak bisa dilewatkan untuk bapaknya untuk menjatuhkan anaknya ke ranjang, sebuah bencana besar menimpanya "Kamu harus nurutin kemauanku sekarang." Capirco yang melawan dengan sekuat tenaga tidak mampu dan jantungnya sakit membuat dia tidak berdaya.

Bapak tirinya yang melepas celana dalam Capirco dan miliknya itu berusaha keras menelanjangi, tindakan tidak pantas terjadi berangsur begitu lama namun tak sampai membuat pecah perawan.

Capirco yang beruntung karena ada orang mengetuk pintu, ternyata seorang perempuan dan beberapa kerumunan laki-laki "Mana janji kamu bawa gadis itu? Kalau kamu gak kasih awas saja, rumah kamu bakalan aku sita."

(Bersambung)

Mask and Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang