"Mampus, kali ini gue berhasil menjatuhkanmu. Makannya jangan macam-macam sama gue." Ketus Fannya sambil membuat putung rokoknya.
Capirco yang pulang tiba-tiba terpikirkan untuk berusaha menerima jasa buruh cuci, dengan uang 5 ribu ia datang ke warnet membuat brosur lalu di perbanyak.
Disamping itu juga ada tawaran untuk sementara waktu bisa menjadi pembantu rumah tangga, keberadaan itu dimanfaaatkan sebaik mungkin dan bahkan rela malam berjualan wedang ronde yang hasilnya tak seberapa.
Siang sepulang sekolah mengantarkan beberapa cucian, sore hingga pukul tujuh malam membantu bersih-bersih hingga selesai lalu berjualan wedhang ronde.
"Yo... wedhang ronde, panas hangat ada. Wedhang ronde." Teriaknya sembari mendorong gerobak kecil itu.Ketika tubuhnya terasa capek dan lelah, ada sebuah tongkrongan kosong bisa untuknya beristirahat. Nasib beruntung justru memihaknya, dengan jerih payah ada yang memborong untuk acara kecil lantas dagangannya langsung laris. Belum berhenti dari situ, pemesan meminta pesanan dalam skala besar.
"Jadi besok bisa ya mbak?"
"Iya mas, sekali lagi terima kasih buat semuanya. Jika mas mau cuci baju dan setrika juga ada di saya."
"Kebetulan juga, istri saya lagi di perantauan. Anak bayi saya perlu baby sister untuk membantu merawat, jika mbak bisa datang ini kartu nama saya." Orang itu memberikan kartu namanya dan sekalian berpamitan, Capirco yang senang tersebut mengucap syukur. Sebuah praduga yang sangat luar biasa baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask and Two Sides
CasualeApa kalian tahu bahwa seorang penulis itu tidak hanya mengandalkan imajinasinya? Atau mengapa seorang bisa menulis meski tidak mengandalkan imajinasinya? Dan lalu kapan kita bisa dikatakan sebagai penulis? Semua jawaban itu ada, sebuah imajinasi bis...