Keributan yang memancing begitu lama, hingga orang tua Capirco harus dipanggil ke sekolah namun semua berbuah sia tak ada kedatangan sama sekali dan akhirnya ia harus dihukum dengan dipisahkan teman-teman yang lainnya.
Sepulang sekolah langsung membantu menata cilok ke mika, betapa beratnya Capirco diusia yang seharusnya bermain dan senang-senang namun ini sebalinya dengan berjualan untuk menuruti orang tuanya. Badannya semakin panas tinggi dan tidak sengaja menyenggol kursi dan pingsan.
Seketika orang yang disampingnya membawanya ke rumah sakit, dokter mengatakan jika Capirco terkena infeksi di kakinya yang terkena paku dan harus di rawat untuk sementara waktu. Hal ini tentunya juga tak terlepas dengan orang tua yang tidak mau tahu, ketika sudah tidak ada orang dia memaksa Capirco pulang apapun kondisinya itu.
Capirco yang menangis menahan sakit kakinya itu langsung dibawa bapaknya dan memasukkan ke mobil gledek itu, di dalam perjalanan siapa sangka jika dia justru semakin dipukul dan ditampar. Tangisan itu semakin menjadi-jadi hingga terdengar di lampu lalu lintas, orang-orang yang menghentikan paksa dan meminta bapaknya keluar.
Kerumunan semakin banyak dan tidak terhentikan Capirco semakin menangis keras, bapaknya yang semakin panik langsung memukul keras. Pintu mobil itu tidak berani dibuka, melihat orang-orang berusaha juga membuka pintu telah dicoba berbagai cara hingga akhirnya terbuka.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask and Two Sides
CasualeApa kalian tahu bahwa seorang penulis itu tidak hanya mengandalkan imajinasinya? Atau mengapa seorang bisa menulis meski tidak mengandalkan imajinasinya? Dan lalu kapan kita bisa dikatakan sebagai penulis? Semua jawaban itu ada, sebuah imajinasi bis...