Part 83

14 7 2
                                    

Hari pertama bagi Fannya tidak mengikuti ujian praktek seni kali ini, sepulang dari sekolah Capirco beserta teman-teman sekelas mencoba menjenguknya hanya saja dia nampak tidak senang akan kehadiran itu.

"Disini ada yang namanya Capirco?" Tanya mama Fannya dengan sedikit tegas.

"Saya, tante."

"Kamu tidak diperbolehkan masuk dengan anakku, sekarang kamu tunggu diluar saja hingga teman-teman kamu selesai."

"Iya itu tante yang menyebabkan Fannya sakit, dia itu benci sama Fannya dan terus berusaha menyakiti." Ketus Dita.

"Bukannya kebalik, kalianlah yang menyakiti Capirco dan tindakan kalian itu sangat kelewatan." bela Dwi di hadapan yang lainnya.

"Diam, buat Capirco ingat. Diam di sini dan jangan kamu masuk, sekali kamu masuk aku akan mengusirmu dengan cara paksa dan tidak peduli kamu mau anak kecil ataupun tua."

Teman-temannya silih berganti menjenguk, namun pribadi Capirco tetap khawatir akan apa yang terjadi sahabatnya itu dan berusaha berbicara dengan dokter yang menangani Fannya selang beberapa waktu keluar.

Dokter yang berbicara serius meminta untuk ke ruangannya, dan begitu terkejutnya ia mendengar pernyataan bahwa sahabatnya bernama Fannya mengidap gagal ginjal sudah terlalu lama. Bahkan mamanya sendiri tidak cocok.

"Lantas, golongan darah Fannya apa dok?"

"Golongan darah pasien bernama Fannya adalah AB rasius negatif, sedangkan mengenai hal itu juga darah seperti itu langka apalagi mengenai tranplatasi ginjal."

"Saya mau dok jadi pendonor ginjal buat sahabat saya."

"Memang usiamu berapa?"

"Saya masih empat belas tahun."

"Belum bisa dik melakukan itu."

"Lalu ada cara lain buat mengurangi rasa sakit itu?"

"Ada, melakukan cuci darah setiap bulan."

"Baik, saya akan datang untuk mendonorkan darah saya untuk sahabat saya."

(Bersambung)



Mask and Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang