"Kerja bagus, sekarang kita taruh Capirco ke kamar gue dan gue bakal panggil itu Rachel."
"Siap."
"Jangan lupa juga lo campurin obat tidur dan mabuknya ke minuman itu."
"Baik, tadi lo udah hubungi Tegar kan ya?"
"Udah siap semuanya, nanti bakalan gue sms ulang dia pakai nomernya Capirco biar seolah-olah dia sendiri."
"Kerja bagus."Fannya dan Dita menjalankan semua misinya, ketika Rachel mencoba menggodai Capirco terus menerus.
Sementara itu yang lainnya masih makan dan minum di meja besar, dengan sengaja Fannya menumpahkan minuman ke baju Capirco.
"Maaf, aduh jadi basah." Fannya yang berpura-pura membersihkan baju Capirco, menawari untuk berganti bajunya di kamarnya dan mempercayainya.
"Iya gak papa, nanti juga kering."
"Jangan, sekarang kamu ganti aja ke kamar aku. Sini aku antar."
"Gak usah Fan."
"Gak papa santai aja."Disamping itu Rachel minum bersulang dengan Dita untuk menjalankan sebuah misi selanjutnya, ia yang terlalu mabuk akhirnya pingsan.
Waktu itulah ketika Fannya sudah berhasil juga memberikan minuman yang sudah dicampur obat tidur membuat Capirco sakit kepala.
"Kamu kenapa?"
"Kepalaku tiba-tiba pusing, mungkin karena jatuh di kelas masih kerasa dan kebanyakan minum jus kamu."
"Ya udah, baring aja disitu gak papa santai aja."
"Ya Fan, maaf."Capirco yang tertidur pulas dengan pengaruh obat itu nyatanya sangat lebih mudah, beberapa jalan sudah dicoba Fannya dan berhasil.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask and Two Sides
RandomApa kalian tahu bahwa seorang penulis itu tidak hanya mengandalkan imajinasinya? Atau mengapa seorang bisa menulis meski tidak mengandalkan imajinasinya? Dan lalu kapan kita bisa dikatakan sebagai penulis? Semua jawaban itu ada, sebuah imajinasi bis...