Part 49

27 7 2
                                    

Kali ini Capirco dirawat di rumah sakit yang tak jauh dari tempat kejadian, dia tidak ingin banyak orang lain mengetahui keadaannya. Setelah sadar ia langsung meminta untuk pulang lebih cepat dengan alasan orang tuanya akan tiba, alhasil diperbolehkan untuk pulang.

Capirco yang pulang langsung menuju kamar mandi membasahi tubuhnya yang sangat lemas dan seakan tak percaya akan apa yang terjadi pada dirinya sendiri, paginya itupun juga dia mengundurkan diri untuk menjadi karyawan dan mencoba menenangkan diri beberapa minggu.

Tegar yang mengajak Capirco menuju ke taman, nampaknya sudah mengerti akan rasa sayang tulus kepada Capirco. Bahkan berulang kali menolak ajakan Fannya melalui langsung ataupun tidak langsung.

"Sayang, coba deh dengarin lagu ini." Capirco yang dipasang earphone dan mendengarkan lagu dari The potters - temani masa tua, membuat Capirco menangis di sandaran pundak Tegar. Perasaan terpukul luka akan semua yang dirasanya, bahkan semua topengnya berhasil menutupi semua rahasia terpendam.

"Mas...." Lirih Capirco ke Tegar, dan Tegar menatap mata itu sangat begitu dalam. Bahkan Tegar menjawab dengan tetesan air mata yang seakan tulus tanpa sedikit kebohongan lagi, perlahan jari jemari itu menggenggam erat.

"Iya, sayang. Aku janji kita akan tua bersama nanti, jangan pernah tinggalin aku dengan yang lain. Memang banyak orang mengatakan bahwa cinta kita adalah cinta monyet yang sering berubah-ubah rasa, tapi kamu adalah salah satu bagian bahagia aku setelah kehilangan bunda."

"Mas, maaf."

"Maaf untuk apa sayang? Kamu  tak pernah melakukan kesalahan, kamu sempurna. Justru aku yang salah dan banyak salah di dunia ini."

Jari telunjuk Capirco menuju bibir Tegar "Ssst... Sudah ya, biarkanlah masa lalu itu untuk menemani kita sejauh ini, kehidupan lalu itu roda jalan menuju masa sekarang."

"Sekali lagi mas minta maaf, sayang sama kamu. Aku akan mencium nanti jika kita sudah sah."

"Iya, adik mengerti. Adik juga sayang sama mas, adik gak akan lupain mas. Andaikan adik kecelakaan dan lupa ingatan, adik akan coba ukir terus nama mas bahkan sampai jadi buku sekalipun."

"Sayang bisa aja, ya udah kita makan yuk."

"Boleh-boleh."

Mereka yang berjalan menuju makan ke tempat pinggir jalan tak ada kata malu, mungkin banyak yang berpasangan namun membeli di tempat cafe atau restaurant ternama namun Tegar dan Capirco hanya memakan nasi bungkus berisikan ikan bandeng dan sambal sekaligus es teh atau jeruk begitu nikmat. Bahkan keromantisan itu menjadikan sebuah tawa tersendiri bagi Tegar dan Capirco, bahkan semua mengira mereka bukan pasangan remaja melainkan sudah suami istri.

(Bersambung)

Mask and Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang