Capirco yang keluar langsung membeli air putih untuk menenangkan emosinya itu, di kantin rumah sakit orang yang tak asing baginya berada disitu. Beberapa pertanyaan telah ada dalam benaknya "Kenapa ya setiap ada Fannya, orang itu selalu muncul? Dan sebenarnya dia siapa sih? Dia kan yang melakukan hal tidak pantas denganku, lebih baik aku menjauh saja."
Tiba-tiba saja penglihatan yang samar memperlihatkan ada seorang anak kecil yang hendak diracuni ia langsung membuka matanya, Capirco yang mencoba berjalan sembari memegang tangan tiap anak kecil justru menuai pro dan kontra.
Namun ada salah satu anak kecil yang terus menerus melihatnya dan tidak sengaja meminta gendong Capirco, hal itu tentu saja merasa tidak masuk akal bagi dia akhirnya dicobanya untuk menuruti sebuah kemauan itu "Ini anak kecil yang aku cari."
Datanglah seorang laki-laki yang ternyata bakal menjahati anak itu, dia nampak ketakutan lalu meletakan anak kecil itu kembali. Tiba dimana apa yang Capirco lihat terjadi ketika laki-laki jahat itu menaburkan sebuah bubuk dalam mangkok.
"Aku tidak akan membiarkan ini, aku harus mencegahnya dan jangan sampai anak kecil itu celaka. Aduh sayangnya hpku gak ada kameranya, gimana ya?" Capirco yang dengan sengaja membawa soto dan es jeruknya berpura-pura menyenggol kaki anak kecil itu agar soto yang akan disuapi itu tidak termakan.
"Gimana sih lo, lo itu punya mata gak sih?" Laki-laki itu marah-marah, dan langsung Capirco meminta maaf lalu meninggalkan tempat kejadian tersebut.
"Sangat gila, sebenarnya dia itu waras gak sih? Aku harus cari bukti buat menjebloskan dia ke penjara, aku tidak ingin banyak orang termakan muslihat dia menyayangi anak kecil ataupun perihal masa lalu aku."
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask and Two Sides
RandomApa kalian tahu bahwa seorang penulis itu tidak hanya mengandalkan imajinasinya? Atau mengapa seorang bisa menulis meski tidak mengandalkan imajinasinya? Dan lalu kapan kita bisa dikatakan sebagai penulis? Semua jawaban itu ada, sebuah imajinasi bis...