Sepulang sekolah Capirco memberikan uang jualan sekaligus mencoba menawarkan beberapa roti kukus, tak banyak yang membeli dan dia mencoba menuju ke kota dan begitu banyak yang membeli. Namun semuanya tidak bisa dilanjutkan berlama.
Dagangan yang di keranjang dan beberapa uang telah diambil paksa orang-orang lebih dewasa dengannya, sedangkan ketika ia lawan justru tendangan; makian; dan bahkan hingga berani mengencingi Capirco di lapangan. Dia yang berteriak minta tolong mendapatkan pertolongan dan bahkan ada yang iba memberikan uang seratus ribu, ia enggan menerima tapi dengan sebuah paksa akhirnya berbeda.
Dirasa cukup berjualan di luar kota ia kembali dan berusaha bekerja membantu ibu gurunya yang juga menjual makanan berkuah. Tak ada kegiatan lain lagi selain dirinya berjualan, jika Capirco terlihat hanya bersantai di rumah guyuran air membasahi tubuhnya dan belum juga pukulan tangan lainnya terus saja membuatnya sudah tak merasakan apa-apa.
Pertanyaan dari berbagai kalangan membuat Capirco takut menjawab dengan jujur dan memlilih untuk pergi sekaligus pamit pulang, beberapa uang ia berasa cukup untuk hari ini. Selanjutnya ia pulang dan membersihkan rumah, sekaligus menyiapkan buku buat besok berangkat sekolah.
Bapak dan ibu tirinya yang pulang langsung mengambil piring untuk makan ayam goreng, sekaligus menagih uang hari ini ke Capirco tanpa menjawab dia langsung memberikan beberapanya lagi disimpan tanpa ada yang menahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask and Two Sides
RandomApa kalian tahu bahwa seorang penulis itu tidak hanya mengandalkan imajinasinya? Atau mengapa seorang bisa menulis meski tidak mengandalkan imajinasinya? Dan lalu kapan kita bisa dikatakan sebagai penulis? Semua jawaban itu ada, sebuah imajinasi bis...