Part 70

26 5 1
                                    

Ternyata Capirco yang dipanggil untuk pengurusan pembiayaan ruang gedung sekolah maupun biaya lainnya, hal itu tentunya membuatnya sedikit kerepotan jika secara langsung melunasi. Alhasil dia hanya bisa membayar setengahnya terlebih dahulu, dan meminta jangka waktu untuk setengahnya lagi.

"Baik, kamu boleh membayar setengahnya dulu. Tapi jangan lupa untuk setengahnya sebelum ijazah keluar sudah lunas semuanya."

"Baik pak, sekali lagi terima kasih atas kebaikan bapak."

"Iya, ini kartu kamu. Sekarang kembali ke kelas."

Caprico yang ke kelas, kembali mendengarkan pemberitahuan mengenai jadwal ujian selama satu minggu baik sekolah maupun praktik. Tak lupa juga semua murid diminta untuk menjaga kondisi maupun kesehatan selama ujian berlangsung.

Tak lama setelah itu semua murid diminta untuk membersihkan ruangan sekolah, agar dalam pelaksanaan ujian berlangsung secara nyaman. Capirco yang mengangkat meja sendirian tiba-tiba saja kaki Fannya menjegalnya dan membuat terjatuh.

Teman-teman yang berada disekitarnya tertawa bahkan sahabatnya sendiri, namun ketika Dwi datang semuanya terdiam dan berusaha menolong. Kecakapan seorang sahabat terletak di mana ujian sahabatnya, semakin ia berusaha melengkapi maka persahabatan itu akan menjadi sejati dan tak kenal walaupun manusianya mati.

"Lain kali, kalau mau angkat meja sama aku aja. Jangan sendirian, aku gak mau kamu sakit."

"Maaf, Dwi. Iya, sekali lagi maaf ya."

"Ya udah, sini aku bantu berdiri. Oh iya, habis ini nanti ke kantin yuk. Laper ini aku belum sarapan tadi, ibu gak sempat masak tadi."

"Iya, boleh. Tadi aku juga lupa sarapan, hehe keburu-buru jadinya begini loyo."

"Haha, kayak nenek-nenek ya Pirco."

"Iya, cu. Nenek sudah tua."

"Haha, dasar ya kamu Capirco bisa aja membuat banyak suara. Sini aku bantuin angkat."

"Udah, ketawa melulu nanti gigi kamu kering. Hehe."

"Ih, Pirco apaan sih."

"Ya maaf, cuma canda juga."

(Bersambung)

Mask and Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang