Keberadaan itu ternyata telah direncanakan Fannya dari awal, ia mencoba menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Tegar.
Orang suruhannya tersebut menaruh Tegar di ranjang dengan keadaan telanjang dan Fannya pura-pura untuk tidur disampingnya.
"Sekarang kamu foto aku, usahakan semuanya terlihat. Biar Capirco semakin terpukul." Fannya yang menunjuk tempat yang pas untuk pose berfoto.
"Bos, coba deh diatas biar semakin meyakinkan."
"Bagus, ide itu sangat bagus. Setelah itu lo buat video, seolah gue ndesah."
"Siap bos."Setelah semuanya dirasa sangatlah cukup barulah semuanya disimpan. Fannya juga berpura-pura tidur disamping Tegar.
Hampir 15 menit kurang lebih barulah Tegar terbangun dan terkejut akan semuanya terjadi, barulah Fannya menyusul.
"Kamu? Kamu kenapa di sini?" Tegar yang heran langsung mengenakan bajunya.
"Kenapa lo nodain gue?"
"Kamu sialan ya, aku itu udah tunangan sama sahabat lo sendiri."
"Tapi lo udah nodain gue, awas aja kalau ada apa-apa lo harus tanggung jawab."
"Ogah, kenapa lo nyakitin Capirco? Salah apa dia hingga lo buat dia lumpuh."
"Kenap gak sekalian aja mati, serahlah sekarang lo pergi."Tegar yang pergi meninggalkan Fannya menutup pintu sangat begitu keras, bahkan Fannya bersumpah akan terus menyakiti Capirco selama ia masih hidup di dunia ini.
"Pokoknya awas aja kau Pirco, aku gak akan lepasin kamu segampang itu. Kamu akan lenyap dengan tanganku sendiri."
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask and Two Sides
RandomApa kalian tahu bahwa seorang penulis itu tidak hanya mengandalkan imajinasinya? Atau mengapa seorang bisa menulis meski tidak mengandalkan imajinasinya? Dan lalu kapan kita bisa dikatakan sebagai penulis? Semua jawaban itu ada, sebuah imajinasi bis...