Part 35

29 11 2
                                    


Tegar yang pulang sekolah bekerja membantu kakaknya menjadi kuli sementara Capirco yang juga membantu meringankan beban kembali bekerja, ketika uang yang berhasil dikumpul ternyata bagi ibu Capirco tetap tidak berharga meski begitu lamaran masih tetap ada.

Perjalanan Capirco dimulai dia semakin semangat untuk sekolah, tetapi Tegar sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan ke kelas dua belas STM sementara Capirco dibantu pembiyaan sekolah.

Kedeketan mereka selalu diuji dan bahkan ketika hendak merayakan yang ke satu tahun Tegar harus putus sekolah dikarenakan ayahnya sakit keras. Tentunya Capirco harus banting tulang mencari uang membantu sekaligus membiayai sekolahnya sendiri.

Tegar yang kalut justru dimanfaatkan oleh Fannya, ia menawari berbagai cara agar ayahnya bisa sembuh sedangkan Capirco yang menjadi jaminannya. Hal itu tidak berlaku bagi Tegar, dia mempercayai bahwa kekasihnya tidak akan terganti.

Sepulang kerja sekitar pukul 03.25 jalan masih begitu sepi, Capirco yang bekerja menjaga warnet dan beberapa toko kelontong lembur dan baru pulang pagi. Tak terlewatkan bagi dia pulang berjalan kaki.

Hari itu baginya begitu sesak, ada segerombolan orang mengikutinya. Capirco tidak bisa berteriak diantara persawahan yang banyak ilalang, dia berlari untuk berusaha menghindar malah justru kambuh.

Salah satu orang tiba-tiba mendekap erat Capirco dan memberikan wewangian mabuk, seketika itu juga dia tak sadarkan diri. Capirco yang dibawa jauh ke kota, dengan bekal baju masih sekolah dan orang itu mencekoki Capirco dengan beberapa obat terlarang.

Capirco yang sadar ternyata dia diikat begitu kuat, kaki dan tangannya diikat tali. Mulutnya terbungkam begitu rapat, kurang lebih tujuh hingga orang merenggut kegadisannya. Vaginanya mengeluarkan banyak darah, tangisannya pecah seketika.

Orang-orang itu juga tidak lepas dari video dan fot-foto tidak pantas, hanya saja semua orang memakai tutup muka dan hanya satu tidak begitu jelas di mata Capirco yang masih pusing. Hingga pagi pukul 05.00 dia masih digarap orang-orang itu dengan penuh air mata.

"Maafkan aku." Tangisan Capirco memuncak ketika dalam vaginanya begitu sakit, orang-orang pergi begitu saja dan ia hendak berdiri namun tak sanggup menopang tubuhnya sendiri dan tergeletak terjatuh.

Tegar yang berulang kali menelpon tak juga diangkat oleh Capirco, dia yang menangis di pinggir meja. Perasaan yang amat terluka ketika dia hendak pergi tiba-tiba ada sms yang tidak dikenal menghubunginya.

(Bersambung)

Mask and Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang