Jurus Jitu Menulis Puisi

22 1 2
                                    

Kuliah Puisi malam ini akan kita mulai ya, dengan judul "Jurus Jitu Menulis Puisi (Menyentuh hati, Mengasah Nurani Lewat Perjalanan Puisi)".

Malam ini khusus akan disampaikan materi oleh Kak Yurna Jingga Sitara.

Btw, saya disini akan menyampaikan sharing puisi, bukan berarti saya lebih baik dari teman-teman ya.

Tapi saya menyampaikan sebagai tuan rumah dari Komunitas Sastra Rumbia.

Kita akan sama-sama belajar dan mengingat kembali bagaimana cara menulis puisi yang baik.

Terima kasih teman-teman, apapun tujuan teman-teman yang beragam dalam mengikuti kelas ini, Bismillah ya semua tujuan kita niatkan pertama kali untuk menuntut ilmu dan bisa menyebarkan kebaikan ilmu melalui sastra, terutama puisi.

Terima kasih teman-teman, apapun tujuan teman-teman yang beragam dalam mengikuti kelas ini, Bismillah ya semua tujuan kita niatkan pertama kali untuk menuntut ilmu dan bisa menyebarkan kebaikan ilmu melalui sastra, terutama puisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puisi itu, jika dipelajari sebenarnya sangat dalam dan luas sekali. Namun kita ikuti prosesnya ya. Semoga kita tumbuh bersama kepenyairan dalam diri kita masing-masing ke arah yang lebih baik.

Sebelum dilanjutkan, teman-teman yang muslim, masih ingat dengan Al Khansa Binti Amru?

Siapakah beliau?

Al Khamsa Binti Amru adalah seorang Penyair yang berasal dari tanah Arab pada Abad ke-7.

Iya, sahabiyah sekaligus Penyair Rasulullah.

Teman-teman jika lupa, boleh baca lagi ya kisah beliau yang dikenal juga dengan Ibunda para Syuhada.

Bagi yang bukan muslim, bisa dicari juga tokoh yang terkenal dengan kepenyairannya untuk kebaikan.

Nah, kenapa saya tanyakan tentang Penyair Rasulullah tersebut?

Agar ketika melakukan sesuatu seperti menulis puisi misalnya, kelihatan sederhana tetapi tetap harus kita lakukan dengan sebuah tujuan yang baik. Dari hati. Tidak hanya menulis, ya menulis saja.

Pada zaman jahiliyah, puisi itu digunakan untuk menaikkan pamor dan sebagai alat untuk menjilat. Duh.

Nah, masing-masing kita juga perlu menetapkan tujuan menulis puisi dan fungsinya apa dalam hidup ini.

Di dalam Islam sendiri, menjadi seorang penyair juga ada landasannya. Kita bisa memilih menjadi penyair yang baik tentunya.

 Kita bisa memilih menjadi penyair yang baik tentunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Celengan Pengetahuan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang