Bersahabat Dengan Emosi

8 0 0
                                    

Sekarang saya akan mengundang Pemateri kita mbak Nurul Fadhilah K. M.Psi., Psikolog untuk bergabung bersama kita.

Nah... gini nih mbak, dari CV mbak Dila kelihatan ya, mbak Dila punya cukup pengalaman menangani kasus-kasus. Nah, kita mau tau nih mbak, kira-kira ada kasus yang menarik yang bisa mbak ceritakan kepada kami, yang berkaitan dengan tema kita malam ini, yaitu tentang emosi. Gimana mbak? Monggo diceritakan sedikit.

Jawab: Kasus yang menarik sebenarnya banyak, cuman yang paling banyak dan paling menarik adalah bahwa banyak orang yang ga paham sebenarnya Emosi itu pengertiannya apa. dan juga banyak yang ga tau dan bisa bedain apa itu emosi dan apa itu perasaan.

Kebanyakkan datang ke saya langsung nge-judge diri sendiri: Saya pemarah, saya orangnya moody-an, saya orangnya mudah tersinggung. dan cerita ke orang2 mengenai hal itu.

Jadinya, klien2 ini langsung me-iya-kan label yang ga benar itu, dan seolah-olah berperilaku sama seperti yang ia pikir itu. Padahal sebenarnya ga gitu.

Saya pernah ketemu pasien bipolar (beneran) dan bipolar (yang kata orang, ga pernah ketemu dan konsul sama profesional tapi dah berani bilang diri sendiri bipolar) dan keduanya itu punya perbedaan kentara banget secara perilaku.

Wah... makanya sebelum melabel diri. Baiknya ke profesional langsung aja ya mbak. Biar gak salah.

Ok deh mbak, itu kan kasus yang mbak tangani ya. Kalau mbak Dila sendiri, ada pengalaman menarik yang berkaitan dengan mengelola emosi diri?

Wah banyak banget. Sehari2 sering banget ngerasain kesal dan marah sama orang lain, tapi harus pandai2 nahan diri biar marahnya ga menyakiti orang lain atau diri sendiri.

Boleh dicontohin mbak, satu aja, soalnya kita pada penasaran, gimana sih caranya itu?

Caranya, nahan biar gak nyakitin siapa2, soalnya kan seringnya gak nyakitin orang lain, tapi malah nyakitin kita 😁

Misalnya nih, pas sedang ngerencanain sebuah acara sama seseorang. terus panitia suka ganti-ganti no untuk menghubungi. ada masanya bahkan tindakkan ganti2 no itu ga dipahami oleh orang lain sebagai sesuatu yang cukup bikin kesal dan melelahkan.

Ya caranya, dibiarkan saja dan ganti mindset menjadi lebih positif. 'mungkin cuma saya saja yg terlalu sensitif, akhirnya kesal sendiri. kalau ini berlaku ke orang lain, bisa aja ini bukan masalah besar'.

Sederhananya bgitu.. hehhe.

Baiklah, jadi kalau dari pemahaman saya, perasaan itu muncul ketika ada yang memicu, bahasa psikologinya, ada stimulus, nah... kemudian, ketika perasaan ini muncul lebih lama dan menyebabkan perubahan fisiologis, misalnya jantung berdebar, nah... itulah emosi.

Saya mau ngecek pemahaman dari materi, jenis emosi dasar yang dimiliki manusia apa aja ya?

Karena prihatin juga, setiap kali denger kata emosi, semua orang pasti langsung berpikir orang yang marah, atau perasaan marah.

(Fyi, padahal di KBBI emosi juga bukan marah lho artinya *pampir lewat)

Nah... benar mbak. Banyak yang taunya itu. Sering kita dapat label. Dasar emosian, kalau lihat orang marah-marah.

Oke, supaya paham, mari ke pembahasannya. 👇

Banyak sekali istilah-istilah dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya membuat rancu pengertian emosi. Misalnya ada seseorang yang marah kepada orang lain, lalu orang tersebut berkata “Duh, emosi deh gue.” atau ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana kita, lalu kita berkata “Ih, emosi deh gue” dsb. Seakan emosi tersebut hanya merujuk pada satu hal saja, yaitu rasa marah. Padahal faktanya tidak demikian. Emosi mempunyai cakupan yang sangat luas.

Celengan Pengetahuan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang