Cara Mengambil Sudut Pandang Yang Beda Dari Tema yang Sudah Ada

8 0 0
                                    

Materi 01 - A

Bagaimana Cara Mengambil Sudut Pandang Yang Beda Dari Tema yang Sudah Diangkat Penulis Lain?

Seperti sudah saya jelaskan kemarin bahwa sejak zaman old sampai zaman now, tema atau gagasan sebuah novel itu pasti berputar pada tema-tema itu itu saja. Intinya mengangkat fenomena yang terjadi dalam kehidupan nyata. Dalam fiksi, sebutlah ada tema cinta, persahabatan, horor/klenik, fantasi, keluarga, sex, religi, apa lagi ya? Pokoknya itu deh. Istimewanya, dari tema yang itu-itu saja, menjadi ribuan bahkan mungkin jutaan judul novel.

Begitu pula dengan non fiksi, ini sebenarnya lebih sempit lagi, sebutlah ada tema bahagia/sukses, cara cepat kaya (meskipun banyak bulshitnya), agama (hijrah, sabar, syukur, cinta Allah, Cinta Nabi, kisah sahabat, tafsir Qur'an dan lain-lain. Tak heran jika judul-judul yang bertelur pun tak jauh beda. Jika sedang trend ada kata Allah, maka buku pun judulnya selalu mengandung kata Allah, sebutlah, ya Allah Maaf Aku Terlalu Sibuk, Agar Allah Menolongmu, Merencanakan Masa Depan Bersama Allah (ini buku gue) , Tenang Masih Ada Allah, padahal saya berani bertaruh isinya pasti seputar sabar, ikhlas, syukur, perbanyak ibadah, banyak Sedekah, iya kan? Kalau kalian tak pernah baca banyak buku pasti tak tahu lah.

Tapi apa itu salah? Tentu saja tidak. Setiap orang berhak menulis apa yang diinginkannya. Setiap orang berhak menelurkan gagasannya pada karyanya. Yang jadi masalah adalah ketika si penulis tidak mau bereksperimen dengan sudut pandang lain dari gagasan-gagasan yang sudah ada.

Maka, di sini, seorang penulis wajib memiliki sudut pandang yang beda dan spesial dari tema-tema tersebut. Untuk apa? Tentu saja agar ada pembaruan dalam dunia sastra. Juga untuk menegaskan bahwa apa yang dituliskan adalah sesuatu yang baru.

Tapi bagaimana caranya mengambil sudut pandang yang beda / spesial dari tema-tema yang lajim tersebut?

1. Pahami tema tersebut secara mendalam. Misalnya tema cinta, pahami apa itu cinta dari perspektif agama, filsafat, dan perspektif bidang ilmu lain. Setelah itu, tentukan cinta seperti apa yang belum dibahas / jarang penulis lain yang mengangkatnya menjadi sebuah novel.

Contoh, jika penulis lain bicara cinta dengan sudut pandang kesetiaan, kerinduan, sepasang manusia, maka kita dapat mengambil sudut pandang cinta menurut Plato, Al Ghazali, Ar Rumi atau Socrates. Kagak kenal? Makanya bacaa!

Atau buatlah bagaimana cerita orang yang tergila-gila akibat kena pelet. Jadi nanti novelnya selain mengangkat tema cinta juga mengangkat budaya nusantara

Contoh lain, jika orang lain bicara horor tentang kuntilanak, tuyul, genderewo, siluman, kuyang, santet, rumah angker, penunggu pohon besar, maka misalnya kita buat cerita horor yang justru tidak menampilkan makhluk halusnya, melainkan bermain dengan pikiran alam bawah sadar tokoh utamanya. Jadi ada pendidikannya juga kan bahwa hantu itu, sebenarnya tidak membuat celaka, yang membuat celaka itu adalah rasa ketakutan yang berlebihan.

Contoh lain. Cerita persahabatan. Ingat, persahabatan adalah terjalinnya ikatan emosional antara dua orang. Nah ini biasa. Maka jika saya akan membuat tokoh yang berusaha mati-matian berusahabat dengan dirinya sendiri yang selama ini dia anggap sebagai sebab-sebab penderitaan.

Intinya sih, dibutuhkan wawasan yang memadai dalam hal ini. Dan wawasan yang luas tidak akan bisa kita dapatkan dengan tiktokan, bercanda gak jelas, atau rebahan seharian.

Ingat! Musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri.

Bahkan Allah mengeluh dalam teks sucinya, Dia tidak akan mengubah nasib satu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha mengubahnya sendiri.

Jika Allah saja sudah berlepas tangan terhadap orang-orang malas, lalu siapa lagi yang mampu membuatnya meraih bahagia!





Tanya-jawab

Celengan Pengetahuan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang