Tips Memilih Diksi Dalam Pembuatan Puisi

91 0 0
                                    

Hari ini kita akan membahas tentang tema. "Tips memilih diksi dalam pembuatan puisi."

Saya akan membagi materi menjadi 3.

Diksi merupakan bagian yang sangat penting dalam puisi. Pemilihan kata yang tepat akan menunjang kualitas puisi tersebut. Diksi merupakan elemen luar pembentuk puisi. Namun juga sekaligus membentuk bagian dalam puisi. Sebab dalam memilih diksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Yakni antara lain diksi yang membentuk keindahan bunyi, ketepatan kata dengan makna yang dimaksud, serta keefektifan dalam membentuk kalimat.

Memilih diksi bertujuan agar puisi tersebut tersampaikan maksudnya, orang bisa memahami setiap kalimat yang tertera meski hanya sekilas. Namun demikian, juga tidak mengabaikan keindahan bunyi.
Memilih diksi dalam puisi, dapat dikatakan gampang. Tapi ketika kita sedang menulis, kita seperti kekurangan kosakata yang tepat.

Maksud puisi sudah ada dalam benak, tapi untuk menuangkannya dalam bentuk kata dan kalimat, kadang masih harus membuat penulis puisi merenung terlebih dahulu. Tak jarang gonta-ganti kosa kata pun dilakukan bahkan oleh seorang penyair hebat sekalipun. Tujuannya tak lain untuk menemukan diksi yang pas.

Biar memilih diksi dalam membuat puisi tidak bingung, Anda dapat memperhatikan 3 hal berikut:

1. Membuat kata berdasarkan urutan

Urutan dalam kosa kata bahasa Indonesia memang banyak. Urutan angka, waktu, jarak, dan sebagainya. Misalnya dalam urutan waktu, Anda bisa menggunakan urutan hari. Anda bisa memperhatikan contoh berikut:

Minggu telah berlalu
Berganti Senin, Selasa dan Rabu.
Kini Minggu datang lagi
Aku masih saja sendiri
Tak ada kekasih, tak ada malam minggu
Malam mingguku adalah kematian

2. Repetisi (pengulangan kata)

Pengulangan kata dapat Anda pilih dalam menyusun puisi. Pengulangan kata biasanya bermaksud untuk menguatkan maksud tertentu dalam puisi. Misalnya dalam contoh di atas, ada kalimat "Tak ada kekasih, tak ada malam minggu". Maksud dari kalimat yang mengulang kata tak ada itu ialah, hidup si penulis benar-benar kosong. Tanpa kekasih, tak ada orang yang bisa diajak untuk bermalam mingguan pula.

3. Leksikal

Leksikal ialah menelusuri kata berdasarkan sinonim dan antonimnya. Bedanya, sinonim dalam karya sastra tidak harus kata yang bermakna denotatif (makna sebenarnya). Tetapi juga kata yang mengandung makna konotatif. Misalnya kata 'berlalu'. Anda bisa menelusuri sinonimnya seperti, lewat, hanya menoleh. Yang perlu diperhatikan dalam memilih diksi berdasarkan sinonim atau antonim, tepat tidaknya kata tersebut menyampaikan maksud Anda dalam menulis puisi. Sehingga tidak terjadi keambiguan dan tidak melenceng dari apa yang Anda maksudkan.
Tapi sebetulnya, modal yang paling utama dalam memilih diksi adalah, penguasaan Anda terhadap kosakata bahasa Indonesia. Semakin banyak Anda mengetahui kosakata, semakin luas pilihan Anda dalam memilih diksi.

Materi kedua tentang Cara Pemilihan Diksi yang Baik:

1. Memilih bentuk tulisan

Penulis memilih bentuk tulisan yang akan ditulis, akan menulis puisi atau cerita, jika ingin menulis puisi maka memilih uslub/diksi lebih selektif, karena ada keterkaitan antara kata, makna, bunyi (musikalitas) dan lainnya. Sedangkan kalau cerita lebih sederhana dan tidak memerlukan keserasian dalam kata.

2. Memilih kata yang tepat

Dalam pemilihan kata, penulis dituntut untuk memiliki kemampuan kreatifitas, intuisi dan imajinasi serta pengalaman dan pengetahuan. Misalkan ingin mengatakan "aku mencintaimu" dirubah dengan "aku ingin mencium bunga yang ada di telapak kakimu". Dari yang sederhana berubah menjadi bahasa yang penuh imajinatif dan tidak biasa. Ini diperlukan keselektifan dalam memlih kata disesuaikan dengan keinginan penulis. Atau kata cinta disandingkan dengan ombak, padamu orang kedua disandingkan dengan pantai, pasir, karang, dan lainnya.

3. Perenungan

Setelah mendapatkan beberapa kata yang akan disandingkan dengan kata yang asli, atau pengganti kata atau kalimat yang lebih cocok dengan imajinasi, rima, dan makna yang dimaksud. Maka direnungkan kembali, apakah ia memiliki sugesti yang kuat yang mampu memberikan pengaruh pada pembaca, dan menjadi bahasa yang tidak biasa, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Dalam memilih kata-kata yang akan ditulis hendaknya disesuaikan dengan Nada dan perasaan.

4. Merasakan

Pada setiap kata, frasa, bahkan larik diusahana penyair benar-benar hadir dan merasakan setiap ungkapan yang akan ditorehkan, tidak hanya sekedar lipstick dan pemanis saja. Ia mampu dirasakan sendiri, dan bahkan mampu membangkitkan rasa pembaca, kata-kata yang dipilih bernas, telak, sekaligus enak didengar dan membekas dalam benak pembaca. Merasakan berbeda dengan merenungan, merasakan berarti bagaimana setiap kata mampu menembus hati dan membangkitkan emosi pembaca, dan sangat dekat dengan pembaca, baik dari pemilihan tema, gaya bahasa, bunyi, dan lainnya. Hal itu bisa dirasakan apabila penulis sendiri merasakan, baik lewat pengalaman, pergolakan pemikiran, atau hasil internalisasi idiom orang lain dan sesuai dengan tema penulis. Dan merasakan ini terkait sekali dengan imajinasim Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

5. Menyusun

Setelah memilih kata atau kalimat dengan sebaik mungkin yang sudah terkait dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Maka kemudian penulis mencoba untuk menyusun setiap kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi lirik, dan dari lirik satu dengan lirik yang lain ada kepaduan dengan tema, walau mengandung imajinasi yang berbeda, tapi tidak jauh dari tema dan amanah dalam puisi tersebut. Perhatikan kembali puisi-puisi di atas, bagaimana seorang penyair memilih kata yang tepat.

Dan yang terakhir saya akan membahas tentang apa itu diksi?

Teman-teman sebagai pecinta sastra tentu sudah tidak asing dengan diksi tapi tahukah kalian pada sesungguhnya jangkauan diksi tidak hanya terpaku pada pembuatan puisi namun justru karya sastra lainnya seperti novel, cerpen dan lain sebagainya.

Teman-teman sebagai pecinta sastra tentu sudah tidak asing dengan diksi tapi tahukah kalian pada sesungguhnya jangkauan diksi tidak hanya terpaku pada pembuatan puisi namun justru karya sastra lainnya seperti novel, cerpen dan lain sebagainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sumber: Rahmi Fitri Yanti

Celengan Pengetahuan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang