Aku baru ingat, sekarang itu sudah tanggal 31 Desember, yang artinya, pukul 00.00 nanti, sudah berganti tahun yang baru.
Tahun baru, dengan bertambah orang baru. Kali ini, mas Alvin dan mbak Nadira ikut tahun baruan bersama kami. Bapak yang memaksa.
Mereka pun sudah menghubungi keluarganya masing-masing, dan tidak ada masalah.
Para laki-laki tengah memasak untuk acara bakar-bakaran. Mereka tidak membiarkan para perempuan untuk ikut bekerja.
Alhasil, aku, mbak Nadira, dan ibu ngerumpi di pendopo taman.
"Nadira, cerita dong, kok bisa pacaran sama Fariq?" tanya ibu
"Iya mba, mba kok mau? Mba kan cantik?"
"Memang mas mu jelek apa Kay?" tanya ibu
"Maksud Kayla, kan masih banyak yang ganteng. Apalagi temen-temen kelasnya mbak."
"Ganteng ga menjamin bisa ngeluluhin hati Kay." ucap mbak Nadira
"Cerita dong mbak."
"Pokoknya kenal Fariq itu gara-gara sekelas. Terus ya, Fariq memang jahil, jadi ya terkenal."
"PDKT nya gimana?" tanya ibu
"Iya, secara mas Aiq itu sibuk banget."
"Fariq itu sama sekali ga romantis. Ya PDKT nya cuman ngobrol di kelas. Itu pun ga sering, karena Fariq sering tidur di kelas."
"Persis kayak bapak." ucap ibu
"Bapak dulu gitu Bu?"
"Iya, super duper cuek."
"Cerita lagi mbak."
"Mbak juga bingung mau cerita apa. Orang ga ada yang spesial."
"Mbak mulai tau mas Aiq suka sama mbak dari kapan?"
"Dari temen kelas, yang kebetulan dia satu club sama Aiq. Dia bilang, waktu itu kan saya sakit, terus Aiq itu di tempat latihan ga konsen. Dia cerita ke orang itu, terus bilang ke saya, katanya khawatir."
"Terus?"
"Ya, yaudah. Saya cuman anggap itu biasa aja, wajar kalau temen khawatirin temennya yang lagi sakit."
"Fariq nembak kamu gimana?" tanya ibu
"Seminggu sebelum pertandingan yang waktu itu, Fariq bilang, Nad, mau nunggu saya kan? Nah saya bingung. Terus dia bilang, nunggu saya bawa yang spesial ke kamu. Eh, bener aja, pas dia ke sekolah, dia ngasih saya medali."
"Terus Fariq ngomong apa?"
"Dia bilang, saya bawa ini, karena menurut saya ini spesial. Kamu mau ga jadi pacar saya?"
Aku membayangkannya kok gemas ya? Apa, nanti mas Alvin seperti itu juga? Ehh, astagfirullah.
"Berarti kalian baru dong?"
"Iya, belum lama bu."
"Kayla, gantian." ucap ibu
"Ga ada yang perlu Kayla ceritain Bu. Orang kita ga pacaran."
"Kamu bisa deket sama Alvin?" ucap mbak Nadira
"Kayla juga ga tau mbak. Begitu aja prosesnya."
"Yang saya tau ya, Alvin sama kakaknya itu sebelas dua belas. Bener-bener cuek banget."
"Iya, ibu juga lihatnya seperti itu Kay."
"Dia kalau belum terlalu kenal, memang seperti itu. Tapi kalau udah, ya sedikit berkurang. Lagi pula, mas Alvin itu kadang nyebelin, kadang jahil. Ya, seperti orang normal."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Teen FictionDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.