Rabu, 15 Agustus 2018
16.30
Kejadian subuh tadi perlahan-lahan bisa aku atasi. Dengan banyaknya kerjaan, aku sedikit demi sedikit menghilangkan kepanikan ku. Tentu saja dengan dukungan orang-orang sekitar.
Kantin rumah Sakit, aku dan kak Fauzan tengah menyantap sebuah bakmie kuah.
"Saya bingung deh sama kamu." ucap kak Fauzan yang memainkan sumpit
"Kenapa kak?"
"Kamu baru satu bulan koas, tapi serasa udah mau diakhir-akhir."
"Maksudnya?"
"Ya, ajaib aja. Dalam satu bulan kamu udah bisa mengerti masalah bedah membedah."
Aku hanya tersenyum.
"Kamu mau ngambil spesialis apa jadinya?"
"Masih bimbang."
"Tentuin mau ngambil apa. Kamu punya potensi di semuanya kok. Makanya saya bingung."
"Woy! Makan berdua aja, ketiga nya setan!" ucap kak Rama yang tiba-tiba datang
"Lu setan nya!" ucap kak Fauzan
Tim ku pun berkumpul saat ini. Jarang banget bisa ngobrol santai begini.
"Cewe lo liat habis lu Jan." ucap kak Rama
"Kayla itu udah gua jadiin adik." ucap kak Fauzan
"Heh! Gue yang udah jelas jadi kakaknya Kayla!" ucap mbak Nadira
"Jangan ngomong gitu, nanti gagal nikah aja lu." ucap kak Andre
"Amit-amit! jangan lah!" ucap mbak Nadira
"Kapan mau nikah Nad?" tanya kak Fauzan
"Tergantung abangnya dia nih." ucap mbak Nadira yang menunjuk ke arah ku
"Udah, yang jelas tuh, yang udah pasti nikah duluan si Manda." ucap kak Rama
"Dih, sok jadi peramal amat hidup lu!" ucap mbak Manda
"Paling abis Asian Games langsung lamaran. Percaya sama gua." ucap kak Rama
"Emm... Oh iya, ngomongin Asian Games, kamu dipanggil sama pak Wahyu." ucap kak Andre
Aku langsung menaruh sumpit ku. Siap-siap terkena masalah Kayla.
"Udah tenang aja. Bukan hal buruk kok." ucap kak Andre
"Masalah apa Ndre?" tanya mbak Nadira
"Biar Kayla yang mencari tau sendiri. Abis makan ya Kay?"
Aku mengangguk.
"Saya temenin." ucap kak Fauzan
"Ga usah Jan. Lu kepo amat jadi orang." ucap kak Andre
"Bukan yang itu kan? Katanya lu udah jamin 100 persen."
"Bukan! Udah, biar Kayla yang cari tau sendiri."
"Lanjut makan Kay. Positif aja." ucap mbak Manda
"Iya mbak, makasih."
Setelah selesai makan, aku langsung menuju ke ruangan pak Wahyu. Bismillah, semoga gak papa.
Tok tok tok
"Masuk!" jawab dokter Wahyu
Cklek...
"Permisi pak." ucap ku
"Akhirnya, datang juga."
"Maaf pak, saya baru selesai makan."
"It's okay. Duduk!"

KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Novela JuvenilDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.