Sabtu, 17 Maret 2012
Hari ini seluruh murid di sekolah ku diwajibkan hadir. Karena apa? Ya hari ini adalah final O2SN.
Dan kebetulan salah satu cabangnya menggunakan sekolah ku untuk tempat pertandingan. Ditambah lagi yang final adalah sekolah ku.
"Kay, kamu ga ada feeling apa-apa?" tanya Ghani
Sebenarnya ada sih...
"Feeling apa?" tanya ku
"Ga enak gitu."
Aku hanya menggigit bibir bawah ku. Dari aku selesai teleponan dengan mas Alvin sebenarnya. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi.
"Doain aja ga ada apa-apa Ghan."
"Amin deh. Ke tempat mereka yuk!" ajak Ghani
"Memang boleh?"
"Aku hubungi mas Sadam dulu."
Aku mengangguk. Ghani pun menghubungi mas Sadam melalui telepon genggamnya.
"Ayo! Boleh katanya."
Kami pun pergi ke tempat mas Sadam berada. Sesampainya di sana, kami melihat mereka tengah beristirahat.
"Semangat dong! Lemes gitu!" ucap Ghani
"Bukannya ga semangat Ghani. Capek." ucap mas Alvin
"Satu langkah lagi." ucap Ghani
"Bawel kamu tuh!" ucap mas Sadam
"Lagian, kalian kayak lemes gitu."
"Mas, kamu ga sakit lagi kan?" tanya ku
Aku sedikit mengkhawatirkan mas Alvin. Wajahnya sedikit pucat saat ini. Lagi pula, ia baru beberapa hari keluar dari rumah sakit, langsung pertandingan.
"Engga. Memang kenapa?"
Aku menggeleng.
"Kita tuh cuman ga mood main aja. Anak-anak yang lainnya juga sama."
"Ga boleh gitu."
"Namanya juga manusia Kay. Memang wanita saja yang bisa moody-an?" ucap mas Sadam
"Ayo dong! Kita mau liat kalian ngangkat piala." ucap Ghani
"Buat pacar kalian bangga." canda ku
"Pacar ya Kay?" ucap mas Alvin
Aku hanya tersenyum.
"Menang atau kalah, tetep harus foto bareng di akhir!" ucap Ghani
"Ghani, Ghani." ucap mas Alvin
"Kalian masih belum mau publikasi?" tanya Ghani
Mas Alvin mengarahkan dagu nya ke arah ku.
"Kamu takut Kay?"
"Bukan takut. Belum siap."
"Ayo lah Kay, please." ucap Ghani dengan sangat memohon
Aku pun mengangguk.
Entahlah, mungkin memang sudah saatnya publik tau, walaupun kami tidak terikat dengan hubungan yang bernama pacaran.
"Kalian duduk di paling depan ya?" ucap mas Sadam
"Nanti kena bola gimana?" tanya ku
"Ya engga lah Kayla. Tenang aja." ucap mas Sadam
"Bola voli itu sakit. Lumayan mas kalau kena kepala."
"Engga, tenang. Percaya aja."
"Vin, Dam, ayo siap-siap!"
"Iya!" teriak mas Sadam

KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Teen FictionDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.