Sabtu, 13 November 2021
Koas, UKMPPD, wisuda, internship, sudah aku lewati. Perjalanan ibu ku menjadi seorang dokter, akhirnya dapat aku rasakan juga.
Kini, aku sudah menjadi dokter umum. Untuk mengambil spesialis atau tidak, ibu ku bilang jadi dokter umum saja. Padahal, aku ingin mengambil spesialis anak.
Oh iya, bulan depan, mas Aiq dan mbak Nadira akan menikah. Rencana sih tahun kemarin, cuman karena kondisi nya tidak memungkinkan, jadinya mengalah dengan keadaan.
Saat ini, aku baru memasuki waktu makan siang. Ya, aku bekerja di salah satu rumah sakit di Yogyakarta.
Setelah sekian lama, akhirnya aku kembali ke tanah kelahiran ku. Tanah yang selama ini banyak memberikan ku ketenangan hati.
Handphone ku berdering, nama mas Alvin tertera di layar. Aku menghentikan aktivitas makan ku.
"Assalamualaikum mas, ada apa?"
"Waalaikumsalam, kamu dimana?"
"Di rumah sakit lah."
"Kamu lupa Kay?"
"Lupa apa?"
"Hari ini tanggal berapa Kayla sayang?"
Aku langsung melihat kalender.
"13 November. Kenapa memang?"
"Kembar."
Astaghfirullah! Aku benar-benar lupa.
Hari ini adalah ulang tahun si kembar, anak dari kak Abi. Saat ini, mereka genap berusia 2 tahun.
Bagas Prabaswara Wiraguna dan Bagus Prabaswara Indrawan, itu adalah nama si kembar.
"Mas sudah di Yogya?" tanya ku
"Sudah di rumah. Kamu selesai jam berapa? Acaranya habis ashar loh."
"Kayla belum beli kado lagi. Mas jemput Kayla ya?"
"Ya jam berapa sayang?"
"Jam 3 jemput Kayla di rumah ya? Habis itu nyari kado."
"Kenapa ga di rumah sakit?"
"Ya Kayla mandi dulu."
"Yaudah, saya mau tidur. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Aku kembali melanjutkan makan ku. Untung saja mas Alvin menghubungi ku.
15.00
Mas Alvin sudah sampai di rumah, kami pun langsung pergi mencari hadiah untuk si kembar.
"Nanti kamu ke rumah sakit lagi?" tanya mas Alvin
"Kalau ada panggilan, ya ke rumah sakit lagi mas. Kenapa memang?"
"Mau quality time aja. Tahun ini sama kemarin kita kurang banget quality time nya."
"Namanya sibuk."
"Lagian, kamu pakai ke Yogyakarta segala."
"Kayla memang gak mau pisah dari Yogya."
"Terus, kalau nanti kita nikah, saya yang harus ikut kamu ke Yogya gitu?"
"Ya engga juga."
Tidak ada pembicaraan lagi sampai pada akhir kita berhenti di sebuah pusat perbelanjaan di Yogyakarta.
Kami turun, dan memasuki mall tersebut. Kami langsung menuju ke toko khusus anak-anak.
"Mas, beliin apa?" tanyaku
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Teen FictionDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.