TIDAK ADA ALASAN

236 21 0
                                    

Tangan kekarnya nya masih betah berada di pundak ku, seolah-olah, pundak ku lah yang menjadi rumahnya.

Setelah bertemu mas Aiq, kami hanya jalan berdua menikmati indahnya malam Malioboro.

"Mas."

"Hmm?"

"Kayla mau nanya."

"Tanyakan saja."

Aku terdiam. Aku berpikir, haruskah aku mengajukan pertanyaan ini?

Tentu kalian ingat masalah yang di toilet waktu itu. Iya, tentang mas Alvin yang katanya pacaran dengan seorang pemain voli juga.

"Nanya apa Kayla?"

"Ga jadi deh mas."

"Saya ga mau ada yang disembunyiin."

"Kayla ga enak mas."

Mas Alvin menghentikan langkahnya, aku pun mengikutinya. Dia melepas rangkulan ku dan beralih menggenggam ku.

"Duduk dulu." ajak mas Alvin

Aku hanya mengikuti kemana mas Alvin mengajak ku. Kalian tau kan, kursi yang berada di trotoar Malioboro? Ya, mas Alvin mengajak ku duduk di situ.

"Tanya Kayla." perintah mas Alvin

"Hmmm... Mas, beneran ga pacaran sama siapa-siapa kan? Maksud Kayla ga dekat sama perempuan mana pun?"

Yang tadinya mas Alvin menatap ku, kini ia menatap ke depan. Posisi duduknya juga berubah.

"Saya memang lagi dekat sama perempuan, tapi saya belum pacaran."

Aku langsung menunduk. Nah, ini yang aku takutkan. Cinta bertepuk sebelah tangan.

Hati rasanya sudah tidak karuan. Harusnya, aku tidak perlu mengajukan pertanyaan itu.

Aku yang penasaran, aku yang sakit hati sendiri. Senjata makan tuan namanya. Iya ga sih?

"Memang kalau saya dekat sama perempuan, kenapa?"

Aku menatap ke depan.

"Kalau memang mas dekat sama perempuan, aturan kita berdua ga ada di sini."

"Memang salah?"

"Salah."

"Salahnya?"

"Yang harusnya ada di sini itu, mas Alvin sama perempuan yang mas Alvin inginkan. Bukan Kayla. Kayla kan bukan siapa-siapa."

"Memang perempuan itu siapa-siapa saya?"

"Walaupun belum resmi, perempuan itu udah ada di hati mas."

Mas Alvin terkekeh. Aku pun menatapnya, ada yang salah ya?

Posisi tubuhnya sekarang menghadap ku. Dia menatap ku sambil tersenyum dan mengelus ubun-ubun ku.

Elusan tersebut lama-lama berpindah tempat menjadi ke pipi kanan ku. Ya Allah, apa lagi ini?

"Perempuan itu kamu Kayla. Siapa lagi memang?"

"Maksudnya?"

"Perempuan yang dekat sama saya ya kamu."

"Yakin ga ada yang lain?"

Mas Alvin menggeleng.

"Atlet voli?"

"Maksudnya?"

"Kayla bingung jelasinnya."

"Cerita."

"Langsung ke intinya saja ya?"

YOGYAKARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang