SEPERTI SEMULA

160 20 0
                                    

Minggu, 29 Juli 2018

Satu bulan di Jakarta, banyak hal yang aku dapatkan. Benar saja kata ibu, koas akan lebih melelahkan dari  pada kuliah.

Waktu tidur ku menjadi sangat tidak teratur. Ketika ada jam kosong, disitulah aku tidur. Mendapat waktu 3 jam istirahat saja sudah alhamdulillah.

Tapi beruntungnya, senior ku pengertian dengan adik-adiknya. Sialnya, ada saja yang membenci ku.

Ada saja masalah yang aku dapatkan ketika harus bertugas dengan orang itu.

Kalau aku tidak tau sopan santun, sudah ku jambak saja rambutnya. Udah malah centil banget ke senior.

Bahkan, dia pun mengikuti kak Abi di instagram. Padahal kan, kenal saja tidak.

Kak Abi pun bilang, perempuan itu mengirim pesan kepadanya, namun tidak ia jawab.

Emang enak, sok-sok an deketin kak Abi. Udah tau manusia itu cuek nya subhanallah.

"Tugas kalian sudah selesai semua?" tanya kak Andre

Kami semua menjawab sudah. Kami pun menyerahkan laporan kami ke senior.

Kebetulan, kali ini aku menyerahkan laporan pertanggung jawaban ku ke kak Andre.

"Kay, bisa keluar sebentar? Ada yang mau saya bicarakan."

Aku mengangguk.

Aku dan kak Andre pun keluar ruangan. Ya Allah, semoga tidak ada kesalahan fatal.

"Kenapa kak?" tanya ku

"Duduk aja dulu."

Aku pun duduk di sebelah kak Andre. Jantung ku sudah berdetak tak karuan.

"Gimana rasanya koas?" tanya kak Andre

"Seru sih. Kenapa kak? Saya melakukan kesalahan ya?"

"Kenapa kamu tanya gitu?"

"Kak Andre ngajak keluar soalnya."

"Saya cuman mau ngobrol doang sama kamu."

Aku hanya mengangguk. Aneh.

"Kamu sudah punya pacar?"

Hah?! Apa hal ini perlu dipertanyakan? Ini kan urusan pribadi?!

"Belum." jawab ku

"Serius?"

Aku mengangguk.

"Kalau saya nyatain perasaan ke kamu. Kamu terima gak?"

Oke, hal ini tidak dapat aku tebak sebelumnya.

"Mmm.... Kayaknya, kak Andre lagi capek deh, kan hari ini ada operasi sampai berapa kali."

"Saya serius Kay. Awal kamu masuk, saya udah tertarik sama kamu. Kamu cantik."

"Cantik gak bisa jadi alasan kak. Banyak juga kok dokter yang cantik di sini."

"Tapi saya maunya sama kamu."

Aku menunduk.

"Maaf, saya gak bisa."

"Kenapa? Karena kita baru kenal satu bulan gitu? Sambil pacaran juga bisa saling mengenal satu sama lain."

Bukan itu alasannya. Ada hati laki-laki yang masih menetap di hati ku.

Benar kata kak Abi yang waktu itu di bandara, aku masih menyimpan rasa kepada laki-laki itu.

Mas Alvin masih menetap di hati ku, entah bagaimana cara menghilangkan nya.

YOGYAKARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang