Sabtu, 22 Oktober 2011
Dan benar saja, mas Alvin datang ke rumah ku. Dan hal itu membuat mas Fariq heboh sendiri.
"Asik, disamperin sama gebetannya." goda mas Aiq
"Mas!"
Di rumah hanya ada aku dan mas Aiq. Bapak dan ibu? Ya, mereka kembali lagi meninggalkan kami. Bekerja maksudnya.
"Udah, samperin sono!"
Aku turun ke bawah untuk menghampiri mas Alvin. Jujur saja, penampilan mas Alvin saat ini bukan anak SMP kelas 9, melainkan seperti anak SMA.
"Mas Alvin."
Mas Alvin tersenyum.
"Kita mau kemana?" tanya ku
"Kakak mu mana?"
"Ada di atas."
"Panggilin!"
"Mas Aiq!" teriak ku
"Astaghfirullah Kayla!" ucap mas Alvin
Aku hanya bisa cengar-cengir. Ya Allah, kenapa ga bisa jaga diri sedikit aja?! Biar rada kalem gitu.
"Apa sih Kay! Teriak-teriak! Ini rumah, bukan hutan! Bapak tau, habis kamu!" ucap mas Aiq yang turun dari tangga.
"Maaf." ucap ku
"Ada apa?" tanya mas Aiq
"Mas, saya bawa Kayla keluar ya?" izin mas Alvin
"Sok ngajak malem mingguan! Memang adik saya pacar kamu?"
"Malem mingguan ga harus sama pacar mas."
"Yaudah, saya ikut ya?"
Mata ku membulat. Ya Allah, lenyap kan lah manusia ini!!
"Bercanda Kayla. Ga usah kesel gitu!" ucap mas Aiq
"Apa sih mas?!"
"Yaudah jalan sana! Jangan lewat jam 9. Bahaya soalnya. Kayla kan aneh."
"Maksudnya?" tanya mas Alvin
"Kayla tuh kalau malem berubah jadi kuntilanak."
"Mas!" bentak ku
"Bercanda Kay, marah-marah mulu. Ga malu sama gebetannya?"
Aku tidak menanggapi. Makin panjang urusannya.
"Yaudah mas, kita pergi dulu." pamit mas Alvin
"Hati-hati Vin."
Aku menyalami tangan mas Aiq. Walaupun kesal, aku tetap tau tata krama.
Mas Alvin membawa motor. Memang, kalau laki-laki bandel nya ga ketulungan. Belum punya SIM juga.
Sampailah kami ke tempat favorit para pengunjung jika ke Yogyakarta. Malioboro.
Kami turun di salah satu parkiran yang sudah disediakan. Parkiran penuh, maklum, malam minggu.
"Ayo jalan!" ajak mas Alvin
Aku mengangguk.
Kami berjalan beriringan mengelilingi Malioboro. Tidak ada percakapan diantara kami berdua.
"Ngomong Kay." ucap mas Alvin
Akhirnya, dari tadi kek!
"Ngomong apa?"
"Ya terserah."
"Kayla ga tau mas."
"Kalau saya ga tau, kamu ga tau, terus bakal diem-diem an sampai pulang? Percuma Kay."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Fiksi RemajaDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.