LAMARAN

286 22 3
                                    

Sabtu, 29 Januari 2022

Tanggal 25 kemarin, usia ku genap 24 tahun. Rencana ku menikah di usia 23 ternyata gagal.

Oh iya, tidak ada perayaan apa pun di ulang tahun ku kali ini. Semuanya sibuk dengan kerjaan masing-masing.

Bahkan, tidak ada ucapan sama sekali dari teman-teman terdekat ku. Lumayan sedih sih, cuman ya mau bagaimana lagi? Toh, aku sudah dewasa.

Tok tok tok..

"Masuk!" ucap ku

"Permisi dokter Kayla, ada yang menunggu di ruang tunggu."

"Siapa?"

"Saya tidak bisa menyebutkan namanya."

"Suruh masuk aja sus."

"Beliau ingin dokter sendiri yang keluar."

Aku sedikit bingung, perasaan aku tidak membuat janji dengan siapa pun.

Aku berdiri dan keluar dari ruangan. Dengan banyak pertanyaan di otak ku, aku berjalan menuju ke ruang tunggu.

"Astaghfirullah Ghani! Aku kira siapa?!" ucap ku

Aku dan Ghani langsung berpelukan. Akhirnya, bertemu juga dengan manusia ini.

"Kamu kapan sampai Ghan?"

"Kepo! Sibuk gak Kay?"

"Kosong sih. Ada apa?"

"Makan yuk!"

"Aku udah makan Ghan."

"Aku yang lapar! Ayo!"

"Nanti dulu! Aku izin dulu sama ngambil tas. "

"Iya, sana!"

Aku berjalan menuju ke salah suster yang memegang daftar hadir hari ini. Bagaimana pun juga, rumah sakit ini kan bukan punya nenek moyang ku.

Setelah izin, aku kembali ke ruangan ku untuk mengambil tas. Setelah itu, aku dan Ghani berangkat menggunakan mobil ku.

"Kamu sama mas Sadam gimana Ghan?" tanya ku

"Alhamdulillah, lancar seperti jalan tol. Kamu bagaimana?"

"Alhamdulillah, walaupun sedikit mengecewakan sih."

"Kenapa?"

"Ulang tahun kemarin tidak ada yang mengucapkan ku sama sekali. Termasuk kamu!"

"Astaghfirullah, tanggal 25 ya? Aku lupa Kay! Serius deh, tugas kuliah ku banyak banget."

"Iya deh iya. Makannya cepat lulus, katanya mau nikah."

"Kamu ngomong enak Kay."

"Ya iyalah, orang ngomong doang."

"Udah 24 ya kamu?"

"Iya, kenapa? Sudah tua ya?"

"Kita sahabatan udah lama banget kayaknya."

"Semoga sampai maut memisahkan."

"Amin. Makan dimana nih?"

"Diam saja, nanti kamu juga tau."

Sampai di tempat yang dituju, kami langsung memesan makanan.

Kami berbincang bersama tentang apa yang terjadi selama ini. Karir, lingkungan, pertemanan, cinta, bahkan masa depan.

Bukannya kami tidak pernah berkomunikasi lagi, kami memang sudah berjanji untuk menceritakan apa pun yang terjadi kalau bertemu langsung seperti ini.

YOGYAKARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang