Sabtu, 1 September 2018
Gelora Bung Karno, Tennis Indoor Stadium
Saat ini, posisi ku masih menjadi tenaga medis untuk tim Indonesia. Untuk saat ini, aku fokus ke bidang bola voli.
Dan malasnya, aku harus berada di satu lingkungan yang sama dengan laki-laki itu.
Saat ini, aku tengah memeriksa keadaan para atlet didampingi oleh mbak Nadira.
Kini, giliran mas Alvin yang diperiksa. Padahal, aku sudah berharap mas Alvin itu menjadi jatahnya mbak Nadira.
"Kayla." panggil nya
Aku tidak menjawab dan hanya fokus ke pemeriksaan.
"Kayla, kamu marah?"
"Bisa diam tidak?"
"Jawab."
"Ada mbak Nadira."
"Kalau berdua boleh?"
"Tidak ada waktu."
"Setelah pemeriksaan saya paksa."
"Bisa gak mengganggu kerjaan Kayla?"
"Habis pemeriksaan waktunya istirahat, tidak ada alasan."
"Silahkan keluar. Pemeriksaan sudah selesai."
"Terimakasih."
Aku hanya menghembus nafas kasar.
"Berantem lagi Kay?" tanya mbak Nadira
Aku menggeleng.
Bukan bertengkar, berpisah lebih tepatnya. Tolong ya hati, kamu sudah disakiti berapa kali oleh laki-laki itu?
Lagi pula, kamu sudah punya kak Abi. Ya, walaupun ku akui belum sepenuhnya.
Setelah selesai, aku membereskan alat-alat ku.
"Kay, dipanggil Alvin." ucap mbak Nadira dari pintu
Mau tidak mau aku harus menuruti keinginan laki-laki itu. Daripada mbak Nadira tau, terus ngasih tau mas Aiq, akan repot urusannya.
Kami pun mengambil makan yang telah disediakan dan makan di tempat yang sepi.
Laki-laki itu memberiku kesempatan untuk makan terlebih dahulu. Bagus lah, gak buang-buang waktu.
Makan pun selesai.
"Kamu cemburu?" tanya nya
"Bodoh kalau saya cemburu."
"Jujur."
"Iya!" batin ku
"Untuk apa aku cemburu? Mas Alvin bukan siapa-siapa."
"Perempuan itu cuman teman Kay."
"Lalu?"
"Kamu marah?"
"Kayla tidak marah."
"Memblokir semua akses komunikasi saya, apa itu tidak disebut marah?"
"Mas, tolong. Kayla sudah bilang, takdir kita sudah berbeda."
"Apa laki-laki itu berhasil menggeser posisi saya?"
"Bukan urusan mu."
"Hubungan kamu dengan nya apa?"
"Bukan urusan anda."
"Kay, tolong percaya sama saya."
"Dengan alasan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Teen FictionDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.