Jumat, 13 Januari 2012
Seperti biasa aku hanya sarapan dengan mas Aiq dan juga ART yang namanya mbok Surti.
"Mas, nanti mas pulang sore ga?" tanya ku
"Kenapa memang?"
"Jawab dulu ih!"
"Ga pulang sore, tapi pulang malem."
"Yah... "
"Kenapa emang?"
"Minta jemput, soalnya Kayla pulang sore."
"Mau ngapain?"
"Kayla pembinaan mas."
"Pulang jam?"
"Jam 5."
"Yaudah, nanti mas jemput."
"Serius?"
"Iya Kayla."
Setelah menyelesaikan sarapan, kami pamit ke mbok Surti untuk berangkat ke sekolah.
Seperti biasa, aku diantar oleh mas Aiq tercintah.
Sampainya di sekolah, aku berpamitan dengan mas Aiq.
"Nanti telepon aja."
"Iya mas. Kayla masuk ya? Mas hati-hati."
"Iya. Belajar, jangan pacaran mulu sama Alvin."
"Jangan mulai."
"Yaudah, mas berangkat. Assalamu'alaikum!"
"Waalaikumsalam."
Aku pun memasuki area sekolah, sudah ada terpal yang tergelar di sana.
Sesampainya di kelas, aku langsung dihujani oleh kalimat-kalimat yang tidak aku mengerti.
"Diam-diam pacaran sama Alvin toh."
"Tau nih Kayla, ga cerita-cerita. Kita kan ga enak."Tuh kan, aneh.
"Kalian ngomongin aku?" tanya ku
"Kamu tuh kalau pacaran sama Alvin bilang. Kita nya jadi ga enak."
"Siapa yang pacaran sama mas Alvin? Lagi pula, kenapa ga enak coba?"
"Ya kamu lah Kayla! Ya ga enak, kan kita sering menghalu jadi pacar nya dia."
"Kata siapa aku pacaran? Orang aku ga pacaran."
"Ga usah bohong Kay. Tenang aja sama kita. Kita support juga kok."
Aku tidak menanggapi ucapan teman ku lagi. Bisa-bisa panjang urusannya.
Kami pun keluar kelas karena kegiatan keagamaan akan segera dimulai.
08.00
Keagamaan selesai. Satu kalimat yang paling aku ingat.
"Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning hyang sukmo. "
(Lakukan yang kita bisa, setelahnya serahkan kepada tuhan.)Sangat pas menurut ku untuk saat ini. Jujur saja aku masih gundah gulana karena OSN.
Kelas dibuka dengan pelajaran IPS. Dan, materinya adalah sejarah. Ya Allah, tolong, aku ngantuk.
11.00
Bel pulang sekolah pun berbunyi.
"Kay, kamu pulang apa di sekolah?" tanya Ghani
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Genç KurguDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.