Sabtu, 3 Maret 2012
Hari ini aku dan kakak ku berniat untuk menjenguk mas Alvin. Setelah pembinaan selesai, mas Aiq menjemput ku di sekolah.
Mas Aiq juga membawa tas yang isinya alat-alat untuk dirinya latihan. Mungkin nanti aku akan dibawa ke GOR lagi.
Sesampainya di rumah sakit, aku dan mas Alvin mampir ke mushola dulu untuk sholat Dzuhur.
"Mas, udah tau ruangannya kan?" tanya ku
"Udah. Abis sholat kita ke sana."
Kami pun berpisah, kan ga mungkin perempuan dan laki-laki digabung.
Selesai sholat aku dan mas Aiq pun langsung menuju ke kamar mas Alvin. Hadeh, bakal ketemu keluarganya dong.
Tok tok tok
Pintu pun terbuka, menampilkan seorang mas Alvin kedua yang lebih tua. Maksud ku mas Alif.
"Dikirain siapa. Ayo masuk!" suruh mas Alif
Kami pun masuk dan bersalaman dengan kedua orang tua mas Alvin.
"Pak, pacare Alvin." ucap Ibu mas Alvin
"Iki?" ucap bapak mas Alvin yang menunjuk ke arah ku
"Iyo pak. Masa sing lanange."
(Iya pak. Masa yang laki-laki nya.)"Oalah. Bapak kira dia pacar nya Aiq." ucap bapak
"Kita adik kakak om." ucap mas Aiq
"Oalah. Pantes mirip."
"Pacarnya Fariq mah beda lagi pak." ucap mas Alif
"Alvin kok bisa tau adikmu Riq? Alvin kan diem orangnya." tanya bapak
"Saya juga ga tau prosesnya pak. Saya pun tau Kayla dekat sama Alvin baru-baru ini." jawab mas Aiq
"Katanya sih belum jadian pak. Baru deket." ucap mas Alif
"Loh, kata ibu tadi udah pacaran." ucap bapak
"Bapak kayak ga tau bapak muda seperti apa." ucap ibu
"Pantes kalau main HP suka senyum-senyum sendiri." ucap bapak
"Sana Kay, samperin." ucap ibu
Aku berpikir sejenak. Malu rasanya.
"Udah ga papa. Bangunin aja. Sebentar lagi juga minum obat." ucap bapak
"Kasian om, biarin tidur aja."
"Udah ga papa. Pura-pura tidur itu."
Aku pun menghampiri ranjang mas Alvin. Dia sedang terlentang dan memejamkan mata.
"Malu ya?" tanya nya yang masih memejamkan mata
"Mas ga tidur?"
Dia pun membuka matanya.
"Tadinya mau tidur, cuman karena denger suara mu ga jadi tidur."
"Loh, kenapa? Tidur aja."
"Engga lah. Nanti sakitnya ga sembuh-sembuh."
"Maksudnya?"
"Yang bisa ngobatin rasa kangen saya itu ya ketemu kamu."
"Mas, malu ah!"
"Ga papa. Udah pada tau ini. Oh iya, kamu duduk kek!"
Aku pun mengambil kursi yang ada di sebelahnya.
"Sekarang gimana keadaannya?" tanya ku
"Alhamdulillah udah mendingan. Apalagi udah ketemu kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Teen FictionDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.